Sementara suhu meningkat di baratdaya AS atau Southwest, para peneliti menemukan beberapa spesies akan bertahan dan beberapa spesies lainnya tidak.
Para peneliti Survei Geologi AS (USGS) dan University of New Mexico dan Northern Arizona University mengeluarkan laporan minggu ini yang melihat lebih dalam lagi tentang beberapa efek yang ditimbulkan oleh perubahan iklim bagi spesies seperti kura-kura gurun pasir dan burung pinyon.
Burung ini akan kehilangan hampir sepertiga dari populasinya, sementara burung jenis lain mungkin berkurang sebanyak 80 persen di akhir abad ini. Sementara itu kura-kura adalah satu-satunya reptil yang dipelajari yang diperkirakan tidak mengalami penurunan populasi di habitat yang sesuai.
Para peneliti ingin memberikan “ramalan” bagi para pengelola tanah di Southwest supaya mereka bisa membuat keputusan berdasarkan informasi yang tepat ketika suhu semakin hangat dan kering dan tumbuhan berubah, kata peneliti utama Charles van Riper, ahli ekologi USGS di Tucson.
“Semua orang menginginkan solusi yang mudah, tapi hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada solusi yang mudah,” ujarnya. “Setiap spesies individual akan mempunyai respons berbeda-beda terhadap perubahan iklim, dan beberapa mendapatkan keuntungan dari perubahan iklim dan beberapa tidak.”
Penelitian tersebut fokus pada ekosistem di gurun pasir Sonoran dan dataran tinggi Colorado, tapi para peneliti juga memasukkan seluruh bagian barat AS, bagian yang bergulat dengan kekeringan dahsyat selama bertahun-tahun. Burung-burung dan reptile adalah bagian terbesar keragaman hayati di daerah tersebut, kata para peneliti.
Faktor yang akan membuat sebuah spesies bisa bertahan atau tidak dalam perubahan iklim adalah apakah mereka mempunyai sifat umum atau khusus. Jenis burung yang hanya bisa bersarang di pohon tertentu atau makan makanan yang sangat khusus akan mengalami kesulitan besar.
Spesies yang sudah bisa menghadapi suhu yang berbeda-beda di tempat mereka hidup dan tidak terlalu memilih pohon untuk bersarang dan makanan bisa akan bisa bertahan hidup, menurut laporan tersebut.
Burung pinyon contohnya, bergantung pada belukar pinon di gurun pasir dan kemungkingan akan berkurang seperempat sampai 31 persen dari populasinya kalau suhu yang semakin panas dan kering memusnahkan pohon-pohon pinon. Burung-burung lain seperti burung Williamson’s sapsucker bisa berkurang sebanyak 80 persen di akhir abad ini.
Para pengelola lahan di seluruh wilayah barat harus menghadapi sejumlah spesies yang terancam punah, mulai dari ayam yang hidup di padang rumput di Texas dan New Mexico sampai salamander di gurun pasir California.
Para ahli lingkungan mengatakan penemuan ini menunjukkan bahwa spesies yang mudah ditemui bisa menjadi spesies langka yang dilindungi dalam daftar hewan langka akibat perubahan iklim.
“Kami melihat ancaman baru ini,” kata Collette Adkins Giese, seorang ahli biologi dan pengacara untuk Pusat Keragaman Biologi.
“Awalnya, perubahan iklim tidak mengancam kepunahan. Ada ancaman lain, tapi sekarang perubahan iklim adalah sebuah faktor yang mendorong kepunahan spesies,” ujarnya. “Penelitian seperti ini membantu kita untuk mengidentifikasi spesies yang rentan punah.”
Burung ini akan kehilangan hampir sepertiga dari populasinya, sementara burung jenis lain mungkin berkurang sebanyak 80 persen di akhir abad ini. Sementara itu kura-kura adalah satu-satunya reptil yang dipelajari yang diperkirakan tidak mengalami penurunan populasi di habitat yang sesuai.
Para peneliti ingin memberikan “ramalan” bagi para pengelola tanah di Southwest supaya mereka bisa membuat keputusan berdasarkan informasi yang tepat ketika suhu semakin hangat dan kering dan tumbuhan berubah, kata peneliti utama Charles van Riper, ahli ekologi USGS di Tucson.
“Semua orang menginginkan solusi yang mudah, tapi hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada solusi yang mudah,” ujarnya. “Setiap spesies individual akan mempunyai respons berbeda-beda terhadap perubahan iklim, dan beberapa mendapatkan keuntungan dari perubahan iklim dan beberapa tidak.”
Penelitian tersebut fokus pada ekosistem di gurun pasir Sonoran dan dataran tinggi Colorado, tapi para peneliti juga memasukkan seluruh bagian barat AS, bagian yang bergulat dengan kekeringan dahsyat selama bertahun-tahun. Burung-burung dan reptile adalah bagian terbesar keragaman hayati di daerah tersebut, kata para peneliti.
Faktor yang akan membuat sebuah spesies bisa bertahan atau tidak dalam perubahan iklim adalah apakah mereka mempunyai sifat umum atau khusus. Jenis burung yang hanya bisa bersarang di pohon tertentu atau makan makanan yang sangat khusus akan mengalami kesulitan besar.
Spesies yang sudah bisa menghadapi suhu yang berbeda-beda di tempat mereka hidup dan tidak terlalu memilih pohon untuk bersarang dan makanan bisa akan bisa bertahan hidup, menurut laporan tersebut.
Burung pinyon contohnya, bergantung pada belukar pinon di gurun pasir dan kemungkingan akan berkurang seperempat sampai 31 persen dari populasinya kalau suhu yang semakin panas dan kering memusnahkan pohon-pohon pinon. Burung-burung lain seperti burung Williamson’s sapsucker bisa berkurang sebanyak 80 persen di akhir abad ini.
Para pengelola lahan di seluruh wilayah barat harus menghadapi sejumlah spesies yang terancam punah, mulai dari ayam yang hidup di padang rumput di Texas dan New Mexico sampai salamander di gurun pasir California.
Para ahli lingkungan mengatakan penemuan ini menunjukkan bahwa spesies yang mudah ditemui bisa menjadi spesies langka yang dilindungi dalam daftar hewan langka akibat perubahan iklim.
“Kami melihat ancaman baru ini,” kata Collette Adkins Giese, seorang ahli biologi dan pengacara untuk Pusat Keragaman Biologi.
“Awalnya, perubahan iklim tidak mengancam kepunahan. Ada ancaman lain, tapi sekarang perubahan iklim adalah sebuah faktor yang mendorong kepunahan spesies,” ujarnya. “Penelitian seperti ini membantu kita untuk mengidentifikasi spesies yang rentan punah.”