Para pendukung mantan Presiden Evo Morales memblokir jalan pada Selasa (15/10), untuk kedua kalinya pekan ini, sebagai protes atas macetnya dialog pemerintah Bolivia dan penyelidikan terhadap Morales.
Para pengunjuk rasa, sebagian besar petani dari wilayah Cochabamba bagian tengah, meletakkan batu dan truk untuk memblokir lalu lintas di jalan dekat kota Parotani, salah satu daerah yang paling parah terkena dampak protes, menurut media lokal.
“Berdasarkan perintah Presiden Luis Arce, mereka, para petugas, harus menangkap saudara kita, Evo Morales Ayma. Karena mereka tidak berhasil melakukannya melalui tuduhan yang tidak konstitusional, tidak adil, dan salah, pemerintah Arce tidak tahu harus berbuat apa,” kata Sekretaris Eksekutif Federasi Yungas Chapare, David Veizaga.
Protes tersebut memaksa penumpang meninggalkan bus dan kendaraan, melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sambil membawa tas dan koper. Di antara tuntutan para pengunjuk rasa adalah akses terhadap bahan bakar dan langkah-langkah untuk mengendalikan kenaikan harga bahan kimia untuk pertanian.
“Para petani tidak dapat menanam karena harga bahan kimia pertanian telah naik dua kali lipat dan tidak ada bahan bakar untuk mesin yang digunakan untuk pertanian. Akibatnya, akan terjadi kekurangan makanan tahun depan. Ada situasi ekonomi yang buruk. Dan di atas semua itu, ada persekusi dari pemerintah,” kata Sekjen Konfederasi Serikat Petani, Humberto Carlos.
Para pemrotes mengecam upaya pemerintah untuk menangkap mantan presiden Evo Morales, menuduh mereka menggunakan tuduhan yang tidak konstitusional, tidak adil, dan palsu.
Kantor Kejaksaan Bolivia saat ini sedang menyelidiki Morales atas tuduhan pemerkosaan, perdagangan manusia, dan penyelundupan orang, dalam kasus yang melibatkan anak di bawah umur. [ns/uh]