Tim perunding dari Iran, Amerika Serikat, dan Uni Eropa telah melanjutkan kembali pembicaraan tidak langsung yang telah berlangsung selama berbulan-bulan seputar perjanjian nuklir Tehran yang nasibnya kini masih tidak menentu.
Perkembangan itu terjadi meskipun Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pada Kamis (4/8), mengakui bahwa Republik Islam Iran telah memulai perluasan baru dari program pengayaan uraniumnya.
Dilanjutkannya pembicaraan di Wina yang diserukan secara mendadak pada Rabu (3/8) tampaknya tidak melibatkan pejabat tingkat tinggi dari semua negara yang ikut ambil bagian dalam kesepakatan yang tercipta pada tahun 2015 itu.
Perundingan tersebut berlangsung sementara pejabat Barat tampak semakin pesimis akan tercapainya persetujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir itu; sementara seorang diplomat tinggi Uni Eropa memperingatakan “ruang bagi kompromi signifikan tambahan sudah tidak ada lagi.” [jm/em]