Perusahaan-perusahaan Amerika berjanji akan mempekerjakan lebih banyak pegawai warga kulit hitam untuk memegang jabatan pemimpin dan mengajarkan tentang rasisme kepada angkatan kerja mereka. Janji itu merupakan pesan dari pemerintahan Presiden Donald Trump: Perhatikan langkah Anda jika ingin terus berbisnis dengan pemerintah federal.
Departemen Tenaga Kerja pemerintahan Trump menggunakan keputusan presiden yang sudah 55 tahun, yang didorong oleh Gerakan Hak-hak Sipil untuk mencermati perusahaan seperti Microsoft dan Bank Wells Fargo atas komitmen publik terkait keberagaman. Surat-surat pemerintah yang dikirim minggu lalu memperingatkan kedua perusahaan itu agar jangan "diskriminatif" dalam mencapai tujuannya.
Microsoft menepis peringatan itu dan secara terbuka mengungkapkan penyelidikan pemerintah dan mempertahankan rencananya untuk meningkatkan jumlah pegawai warga kulit hitam untuk memegang jabatan kepemimpinan.
Keppres Trump itu merupakan perubahan dari arahan Presiden Johnson tahun 1965 dan amandemen yang mengikuti aturan yang ditetapkan, yaitu larangan praktik diskriminatif di perusahaan yang menjalin kontrak dengan pemerintah federal. Aturan itu mengharuskan kontraktor untuk mengambil "tindakan afirmatif" untuk mempekerjakan warga minoritas dan perempuan.
CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan pada bulan Juni, perusahaan teknologinya akan menggandakan jumlah manajer kulit hitam dan warga Amerika keturunan Afrika, pegawai individu dan pemimpin senior pada tahun 2025. CEO Wells Fargo Charles Scharf membuat janji serupa pada bulan Juni untuk menggandakan kepemimpinan pegawai kulit hitam dalam lima tahun ke depan. [ps/lt]