Para pemimpin perusahaan Amerika di Korea Selatan mendesak para pemimpin di Seoul agar meningkatkan akses pasar bagi perusahaan-perusahaan Amerika supaya Presiden Amerika Donald Trump tidak memberlakukan kebijakan proteksionis.
Dalam kampanye pemilihan presiden Amerika, Trump mengancam akan keluar dari persetujuan perdagangan bebas bilateral Amerika-Korea Selatan (KORUS FTA) yang disebutnya persetujuan pembunuhan lapangan pekerjaan yang melipat-duakan deficit perdagangan kita dengan Korea Selatan dan menghancurkan hampir 100 ribu pekerjaan Amerika.
Kamar Dagang Amerika di Korea menghendaki agar KORUS FTA dipertahankan yang mulai berlaku tahun 2012 dan menghapuskan 95 persen bea impor atas produk konsumen dan industri dalam masa lima tahun. Tetapi untuk meyakinkan Trump itu perlu dipertahankan, James Kim, ketua GM Korea dan Ketua AMCHAM Korea mengatakan Seoul perlu mengakhiri praktek yang mengatasi FTA dengan mengenakan peraturan non-bea atas barang impor, yang berakibat merintangi barang impor.
“Kita perlu membuat ekonomi Korea lebih transparan dan dapat diprediksi, dengan membuat proses peraturan lebih terbuka,” kata Kim dalam jumpa pers baru-baru ini di Seoul.
Industri mobil Amerika misalnya telah mengeluh bahwa mereka menghabiskan jumlah waktu dan uang yang luar biasa untuk memenuhi standar lingkungan yang sewenang-wenang dan prosedur sertifikasi yang sering diberlakukan tanpa pemberitahuan atau penjelasan.
Di Korea Selatan, mobil impor hanya memperoleh 15 persen pangsa pasar, sedangkan di Amerika dan negara-negara Eropa mobil impor memperoleh 40 persen pangsa pasar.
Hampir 80 persen dari $28 milyar defisit perdagangan Amerika dengan Korea Selatan adalah dalam sektor otomotif, menurut Dewan Kebijakan Atomotif Amerika. [gp]