Produsen sirop obat batuk India yang menurut Uzbekistan telah meracuni 19 anak pada tahun lalu ternyata diketahui menggunakan bahan mutu industri beracun, bukan bahan obat-obatan yang legal, ungkap dua sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.
Perusahaan itu, Marion Biotech, membeli bahan – propylene glycol (PG) – dari pedagang Maya Chemtech India, seperti diberitakan sebelumnya oleh Reuters. Namun, Maya tidak memiliki lisensi untuk menjual bahan mutu farmasi dan "hanya berurusan dengan mutu industri," menurut sumber di firma yang mengetahui penyelidikan Marion.
"Kami tidak tahu Marion akan menggunakannya untuk membuat sirop obat batuk," kata sumber yang menolak disebutkan namanya saat kasusnya diselidiki. "Kami tidak diberi tahu di mana bahan kami digunakan."
"Mereka seharusnya mengambil kelas Farmakope India," tambah sumber itu, mengacu pada standar nasional untuk komposisi produk farmasi.
BACA JUGA: WHO Peringatkan Soal Sirop Obat Batuk India yang Dituding Sebabkan Kematian di UzbekistanMarion, yang mengatakan berurusan dengan obat-obatan, produk herbal dan kosmetik, sebelumnya membantah melakukan kesalahan. Baik perusahaan, maupun regulator obat atau kementerian kesehatan India tidak menanggapi permintaan komentar.
Uzbekistan pada Januari menangkap empat orang sehubungan dengan 19 kematian tersebut, termasuk dua eksekutif di sebuah perusahaan yang mengimpor obat-obatan Marion
Pengujian laboratorium pemerintah India pada Januari menemukan 22 sampel sirup buatan Marion "dipalsukan dan tiruan," kata pengawas obat negara itu pada Maret.
BACA JUGA: India akan Keluarkan Peringatan Ekspor Sirup Obat Batuk Buatan Marion BiotechPihak berwenang di negara bagian Uttar Pradesh, tempat Marion bermarkas, membatalkan lisensi Marion pada Maret. Polisi menangkap tiga karyawannya dan mengeluarkan surat perintah penangkapan dua direktur. Ketiga karyawan tersebut telah dibebaskan dengan jaminan, kata petugas polisi Uttar Pradesh Vijay Kumar.
Seorang pengacara untuk dua direktur Marion mengatakan kepada Pengadilan Tinggi Allahabad pada April bahwa obat-obatan itu didapati "tidak memenuhi standar kualitas" tetapi tidak dipalsukan. Ia menambahkan bahwa para direktur tidak melakukan pelanggaran apa pun di India karena obat-obatan itu dimaksudkan secara eksklusif untuk ekspor, menurut perintah pengadilan yang dilihat Reuters.[ah/rs]