Perusahaan minyak dan gas Rusia Gazprom meminta perusahaan pemasok gas terbesar di India, GAIL, untuk membayar impor gas mereka dalam mata uang euro, bukan dolar AS, menurut dua sumber Reuters. Langkah tersebut merupakan salah satu tanda bagi Rusia, yang merupakan negara raksasa energi, berusaha untuk melepaskan diri dari mata uang AS setelah konflik Ukraina.
Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat telah memberlakukan sejumlah sanksi berat terhadap Rusia sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari.
GAIL memiliki kesepakatan impor gas jangka panjang dengan Gazprom Marketing & Trading Singapore dengan volume 2,5 juta ton gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) per tahun dan melakukan pembayaran dengan Gazprom dalam mata uang dolar.
GAIL, yang mengimpor dan mendistribusikan gas, juga mengoperasikan jaringan pipa gas terbesar di India.
BACA JUGA: Di Tengah Sanksi Dunia, India Jajaki Transaksi Dagang "Rupee-Rubel" dengan RusiaPekan lalu, Gazprom menulis kepada GAIL meminta agar perusahaan menyelesaikan pembayaran pembelian LNG dalam euro, bukan dolar, kata sumber yang mengetahui masalah ini. Ia menambahkan GAIL yang dikelola pemerintah itu masih mengevaluasi permintaan tersebut.
"GAIL tidak melihat ada masalah dalam menyelesaikan pembayaran dalam euro karena negara-negara Eropa membayar impor mereka dalam euro," kata salah satu sumber.
Sumber tersebut mengatakan bahwa sanksi mungkin tidak berlaku pada pembayaran dalam euro karena kontrak GAIL adalah dengan unit Gazprom di Singapura.
Gazprom dan GAIL tidak menanggapi email Reuters yang meminta komentar.
Sanksi Barat telah memberikan pukulan yang melumpuhkan bagi ekonomi Rusia, tetapi Uni Eropa, yang bergantung pada minyak dan gas Rusia, telah berhenti membatasi impor energi dan terus membayar dalam euro.
BACA JUGA: Rusia Ingatkan Barat: Tagihan Gas dalam Rubel Tinggal Menghitung HariPresiden Vladimir Putin mengatakan pada Rabu bahwa Rusia, produsen gas terbesar di dunia, akan segera meminta negara-negara yang "tidak ramah" untuk membayar komoditas energi dalam mata uangnya, yaitu rubel.
India, bagaimanapun, telah menahan diri untuk mengecam Rusia, meskipun menyerukan diakhirinya kekerasan di Ukraina. Selain itu India juga tidak menerapkan kebijakan pelarangan impor minyak dan gas Rusia, tidak seperti beberapa negara Barat.
Faktanya, perusahaan India mengambil minyak Rusia karena adanya diskon besar setelah beberapa perusahaan dan negara menghindari pembelian dari Moskow.
Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa sejauh ini Gazprom memasok volume yang dijanjikan berdasarkan kontraknya dengan GAIL. [ah/rs]