Pejabat tertinggi militer Amerika hari Jumat mengadakan pembicaraan tertutup dengan para pemimpin Israel membahas cara menanggapi program nuklir Iran yang kontroversial, yang kedua negara khawatir untuk membuat senjata nuklir.
Ketua Gabungan Kepala Staf, Jenderal Martin Dempsey, bertemu di Israel dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Presiden Shimon Peres, Menteri Pertahanan Ehud Barak dan panglima militer.
Tidak banyak rincian tentang pertemuan itu yang dirilis, tapi media Israel melaporkan para pejabat Amerika diperkirakan akan mendesak Israel agar tidak melakukan serangan militer pre-emptive terhadap Iran. Israel belum mengesampingkan kemungkinan taktik itu. Amerika menginginkan sanksi yang lebih tegas terhadap Iran, bukan tindakan militer.
Menjelang pembicaraan hari Jumat, Presiden Peres mengatakan Israel dan Amerika menghadapi ancaman yang sama di wilayah tersebut.
Jenderal Dempsey menegaskan kembali komitmen Amerika bagi Israel, meskipun ada perbedaan di antara mereka soal nuklir Iran.
Pemerintah Israel mengatakan Iran yang bersenjata nuklir akan menjadi ancaman terhadap eksistensi Israel. Israel dan Amerika Serikat tidak mau menutup kemungkinan melakukan serangan militer atas program nuklir Iran yang mencurigakan itu.
Namun, para pejabat Amerika dengan terbuka mendesak Israel agar menghindarkan tindakan sepihak dan memberi lebih banyak waktu bagi tekanan diplomatik dan sanksi terhadap Iran untuk bekerja. Para pemimpin Israel baru-baru ini telah mengutarakan keprihatinan bahwa sanksi internasional belum berhasil mengekang kegiatan nuklir Iran yang mencurigakan.
Pekan ini, Israel mengumumkan bahwa latihan militer bersama dengan pasukan Amerika yang direncanakan untuk bulan April telah ditangguhkan hingga setelah pertengahan tahun, yang tampaknya untuk mengurangi ketegangan kawasan itu.
Hari Kamis, Turki menyerukan dilanjutkannya pembicaraan antara Iran dan enam negara kuat dunia mengenai program nuklir Teheran. Ankara mengatakan ini dapat membantu meredakan ketegangan kawasan yang telah meruncing bulan ini. Pembicaraan program nuklir Iranyang melibatkan ke-5 anggota permanen Dewan Keamanan PBB dan Jerman, telah macet selama satu tahun.
Amerika telah berusaha untuk memperoleh lebih banyak dukungan internasional atas sanksi untuk Iran itu. Amerika mengatakan serangan militer atas Iran dapat mengacaukan situasi di Timur Tengah.
Kantor berita Reuters melaporkan negara-negara adi daya akan mengumumkan persyaratan yang harus dipenuhi Iran jika pembicaraan tentang program nuklirnya akan dimulai kembali. Laporan itu mengatakan Amerika, Inggris, Tiongkok, Perancis, Jerman dan Rusia diperkirakan akan mengajukan usul yang ditujukan agar Iran setuju kembali berunding.