Militer China menerbangkan 16 pesawat tempur di atas perairan Taiwan selatan pada Minggu (3/10). Aksi tersebut direspon oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan menyatakan kekhawatiranya dan mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan "aksi militer provokatif" di dekat pulau dengan pemerintah yang berdaulat.
China sampai saat ini masih mengklaim bahwa Taiwan merupakan bagian dari wilayahnya.
China mengirim 38 pesawat tempur ke area tersebut pada Jumat (1/10) dan 39 pesawat pada Sabtu (2/10), jumlah terbanyak dalam sehari sejak Taiwan mulai mengeluarkan laporan mengenai penerbangan-penerbangan itu pada September 2020.
BACA JUGA: 39 Pesawat China Memasuki Zona Pertahanan TaiwanPenerbangan itu terjadi pada siang dan malam hari, dan belum jelas apakah China merencanakan penerbangan lagi Minggu malam (3/10).
Pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price memperingatkan bahwa aktivitas militer China di dekat Taiwan bisa menyebabkan salah perhitungan dan merongrong perdamaian dan stabilitas regional.
"Kami mengimbau Beijing untuk menghentikan tekanan dan paksaan (secara) militer, diplomatik, dan ekonomi terhadap Taiwan," kata Price.
Ia menambahkan bahwa AS, yang merupakan pemasok senjata terbesar untuk Taiwan, akan terus membantu pemerintah negara tersebut untuk mempertahankan kapabilitas pertahanan diri yang cukup. (vm/ka)