Sebuah pesawat latih Fokker 27 milik TNI Angkatan Udara, jatuh menimpa pemukiman warga di sekitar Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta Kamis, menewaskan 11 orang dan 11 lainnya luka-luka.
Pesawat latih Fokker 27 A 2708 milik TNI Angkatan Udara, jatuh menimpa delapan bangunan rumah di RT 11 RW 10 Jalan Branjangan 2, Kompleks Rajawali Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta Kamis.
11 orang yang tewas dalam kejadian ini, terdiri dari 7 orang kru pesawat di antaranya Pilot Mayor Penerbang Heri Setiawan, dan Kapten Letnan Satu Penerbang Paulus selaku co Pilot. Dan 4 orang lainnya adalah warga sipil yang rumahnya tertimpa pesawat itu. Selain korban tewas, 11 orang lainnya menderita luka-luka. Para korban luka, dirawat di Rumah Sakit Pangkalan Angkatan Udara Esnawan Antariksa.
Dalam keterangan persnya di gedung Air Power Center of Indonesia, Pangkalan Halim Perdanakusuma Jakarta Kamis Malam, Kepala Sub Dinas Penerangan Umum, Kolonel Agung Sasongkojati mengaku pesawat buatan Belanda yang mulai beroperasi sejak 1977 itu, dalam kondisi layak terbang. Pesawat ini jatuh saat melakukan pola latihan terbang dan pendaratan.
"Pesawat 2708 mempunyai usia 14.936 jam terbang. Masuk di Indonesia sebagai pesawat TNI AU pada tahun 1977 didatangkan dari Belanda Fokker. Pesawat ini masih layak terbang dan masih digunakan sampai saat ini. Rencananya pesawat ini akan diganti dengan pesawat CN 295. mengenai dugaan penyebab pesawat jatuh belum bisa dipastikan, karena tidak ada laporan karena ledakkan, tidak ada kejadian-kejadian mencurigakan. Pesawat jatuh begitu saja dari langit, tanpa ada hal-hal lain yang bisa ada. Penjelasan yang lebih akurat akan diberikan selanjutnya," ungkap Agung Sasongkojati.
Ia menambahkan, pesawat selalu dalam rutin dilakukan pengecekkan termasuk pergantian komponen yang rusak, saat akan terbang. Bahkan menurutnya, pesawat ini selain digunakan untuk melatih calon penerbang, juga kerap digunakan untuk mengangkut para pejabat dan personil TNI Angkatan Udara.
Ibu Yati salah seorang warga yang rumahnya hanya sekitar 10 meter dari lokasi jatuhnya pesawat, mengaku menyaksikan sebelum jatuhnya pesawat naas itu ke pemukiman warga.
"Suaranya mesinnya sih berat gitu, mungkin mau dianu ke sawah ya mas ya tapi ga nyampe iya. Berat gitu wuuuu .. Ga lama langsung mati lampu, jadi langsung mati aja lampunya. Saya sih ga tau ya namanya orang panik. Bukan, saya pikir helikopter ya, tapi ga taunya Fokker. Ia mesin aja wuuu .. trus etek-etek..itu apa saya ga tau. Kok pesawat gitu, rendah banget. Tek-etek .. wuuu..langsung bruak.. . Sudah trouble sejak dari SD situ, mungkin mau di buang ke sawah," ujar ibu Yati.
Hingga Kamis malam, proses evakuasi badan pesawat Fokker 27 terus dilakukan dari lokasi jatuhnya pesawat.
Sementara itu, Wakil Presiden Boediono di kediaman resminya Jl. Diponegoro Jakarta Kamis malam, menyatakan belasungkawanya atas tewasnya para korban dalam musibah jatuhnya TNI-AU Fokker 27. Budiono memastikan, penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat, sudah mulai dilakukan oleh tim dari Mabes TNI Angkatan Udara.
11 orang yang tewas dalam kejadian ini, terdiri dari 7 orang kru pesawat di antaranya Pilot Mayor Penerbang Heri Setiawan, dan Kapten Letnan Satu Penerbang Paulus selaku co Pilot. Dan 4 orang lainnya adalah warga sipil yang rumahnya tertimpa pesawat itu. Selain korban tewas, 11 orang lainnya menderita luka-luka. Para korban luka, dirawat di Rumah Sakit Pangkalan Angkatan Udara Esnawan Antariksa.
Dalam keterangan persnya di gedung Air Power Center of Indonesia, Pangkalan Halim Perdanakusuma Jakarta Kamis Malam, Kepala Sub Dinas Penerangan Umum, Kolonel Agung Sasongkojati mengaku pesawat buatan Belanda yang mulai beroperasi sejak 1977 itu, dalam kondisi layak terbang. Pesawat ini jatuh saat melakukan pola latihan terbang dan pendaratan.
"Pesawat 2708 mempunyai usia 14.936 jam terbang. Masuk di Indonesia sebagai pesawat TNI AU pada tahun 1977 didatangkan dari Belanda Fokker. Pesawat ini masih layak terbang dan masih digunakan sampai saat ini. Rencananya pesawat ini akan diganti dengan pesawat CN 295. mengenai dugaan penyebab pesawat jatuh belum bisa dipastikan, karena tidak ada laporan karena ledakkan, tidak ada kejadian-kejadian mencurigakan. Pesawat jatuh begitu saja dari langit, tanpa ada hal-hal lain yang bisa ada. Penjelasan yang lebih akurat akan diberikan selanjutnya," ungkap Agung Sasongkojati.
Ibu Yati salah seorang warga yang rumahnya hanya sekitar 10 meter dari lokasi jatuhnya pesawat, mengaku menyaksikan sebelum jatuhnya pesawat naas itu ke pemukiman warga.
"Suaranya mesinnya sih berat gitu, mungkin mau dianu ke sawah ya mas ya tapi ga nyampe iya. Berat gitu wuuuu .. Ga lama langsung mati lampu, jadi langsung mati aja lampunya. Saya sih ga tau ya namanya orang panik. Bukan, saya pikir helikopter ya, tapi ga taunya Fokker. Ia mesin aja wuuu .. trus etek-etek..itu apa saya ga tau. Kok pesawat gitu, rendah banget. Tek-etek .. wuuu..langsung bruak.. . Sudah trouble sejak dari SD situ, mungkin mau di buang ke sawah," ujar ibu Yati.
Hingga Kamis malam, proses evakuasi badan pesawat Fokker 27 terus dilakukan dari lokasi jatuhnya pesawat.
Sementara itu, Wakil Presiden Boediono di kediaman resminya Jl. Diponegoro Jakarta Kamis malam, menyatakan belasungkawanya atas tewasnya para korban dalam musibah jatuhnya TNI-AU Fokker 27. Budiono memastikan, penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat, sudah mulai dilakukan oleh tim dari Mabes TNI Angkatan Udara.