Setelah ditunda beberapa bulan, pesawat Boeing Business Jet 2 737-800 untuk Presiden Republik Indonesia akhirnya tiba.
JAKARTA —
Pesawat jenis Boeing Business Jet 2 (BBJ2) 737-800 yang dipesan khusus untuk operasional Presiden Republik Indonesia, mendarat di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (10/4).
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan, pembelian pesawat khusus Kepresidenan ini adalah untuk kelancaran perjalanan dinas Presiden dan penghematan keuangan negara. Menurut Sudi, pemerintah sebelumnya selalu menyewa pesawat dari perusahaan penerbangan komersial untuk perjalanan dinas dalam dan luar negeri.
“Ada penghematan yang telah kita hitung setidaknya Rp 114,2 Milyar per tahun. Tentu kita sangat bangga karena setelah 69 tahun merdeka kita dapat memiliki pesawat Kepresidenan sendiri.
Sudi menambahkan harga satuan pesawat yang mampu terbang dengan ketinggian maksimal 41.000 kaki dan kemampuan terbang selama 10 jam ini, dipatok dengan harga US$ 89,6 juta dollar atau Rp 847 miliar. Sudi menjamin pembelian pesawat ini telah melewati proses pembahasan yang cukup panjang di DPR dan telah diteliti proses akuntabilitasnya oleh BPK.
Selain faktor kenyamanan di ruang penumpang yang didesain cukup mewah lengkap dengan ruang pertemuan, kamar tidur dan kamar mandi, pesawat yang dilengkapi sembilan tangki bahan bakar tambahan ini, juga sangat memprioritaskan faktor keamanan. Sudi Silalahi menjelaskan pesawat ini telah dilengkapi dengan sensor peringatan ancaman peluru kendali.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia menambahkan, untuk keseharian terkait dengan perawatan dan pemeliharaan, Kemenetrian Sekretariat Negara menyerahkan sepenuhnya pada TNI Angkatan Udara.
Pesawat Kepresidenan RI ini dirancang untuk memuat empat ruang pertemuan VVIP, dua VVIP class state room, 12 executive area, dan 44 staff area. Interior pesawat dirancang untuk dapat mengakomodasi hingga 67 orang penumpang. Jumlah itu disebut cukup untuk sebuah rombongan presiden.
Dengan daya tampung 39.539 liter bahan bakar, pesawat ini dapat terbang maksimal sejauh 10.334 kilometer. Namun jika pesawat terisi jumlah penumpang maksimal, maka jarak tempuhnya 8.630 kilometer. Jarak tempuh itu bisa dilalui dengan kecepatan maksimal 871 kilometer per jam.
Pesawat dengan warna biru dan putih ini, memiliki gambar bendera merah putih di bagian ekor pesawat dan tulisan Republik Indonesia tampak jelas di badan pesawat. Kemudian ada logo Garuda di bagian kepala pesawat, di sebelah kiri dan kanan. Gambar bintang yang dikelilingi padi dan kapas berada di bawah jendela pilot.
Pesawat baru ini tidak akan langsung dioperasikan untuk keperluan dinas presiden, karena harus melalui beberapa tes dari Departemen Pertahanan terlebih dahulu. Setelah itu kemudian diserahkan kepada TNI Angkatan Udara untuk digunakan untuk transportasi Presiden Republik Indonesia.
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan, pembelian pesawat khusus Kepresidenan ini adalah untuk kelancaran perjalanan dinas Presiden dan penghematan keuangan negara. Menurut Sudi, pemerintah sebelumnya selalu menyewa pesawat dari perusahaan penerbangan komersial untuk perjalanan dinas dalam dan luar negeri.
“Ada penghematan yang telah kita hitung setidaknya Rp 114,2 Milyar per tahun. Tentu kita sangat bangga karena setelah 69 tahun merdeka kita dapat memiliki pesawat Kepresidenan sendiri.
Sudi menambahkan harga satuan pesawat yang mampu terbang dengan ketinggian maksimal 41.000 kaki dan kemampuan terbang selama 10 jam ini, dipatok dengan harga US$ 89,6 juta dollar atau Rp 847 miliar. Sudi menjamin pembelian pesawat ini telah melewati proses pembahasan yang cukup panjang di DPR dan telah diteliti proses akuntabilitasnya oleh BPK.
Selain faktor kenyamanan di ruang penumpang yang didesain cukup mewah lengkap dengan ruang pertemuan, kamar tidur dan kamar mandi, pesawat yang dilengkapi sembilan tangki bahan bakar tambahan ini, juga sangat memprioritaskan faktor keamanan. Sudi Silalahi menjelaskan pesawat ini telah dilengkapi dengan sensor peringatan ancaman peluru kendali.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia menambahkan, untuk keseharian terkait dengan perawatan dan pemeliharaan, Kemenetrian Sekretariat Negara menyerahkan sepenuhnya pada TNI Angkatan Udara.
Pesawat Kepresidenan RI ini dirancang untuk memuat empat ruang pertemuan VVIP, dua VVIP class state room, 12 executive area, dan 44 staff area. Interior pesawat dirancang untuk dapat mengakomodasi hingga 67 orang penumpang. Jumlah itu disebut cukup untuk sebuah rombongan presiden.
Dengan daya tampung 39.539 liter bahan bakar, pesawat ini dapat terbang maksimal sejauh 10.334 kilometer. Namun jika pesawat terisi jumlah penumpang maksimal, maka jarak tempuhnya 8.630 kilometer. Jarak tempuh itu bisa dilalui dengan kecepatan maksimal 871 kilometer per jam.
Pesawat dengan warna biru dan putih ini, memiliki gambar bendera merah putih di bagian ekor pesawat dan tulisan Republik Indonesia tampak jelas di badan pesawat. Kemudian ada logo Garuda di bagian kepala pesawat, di sebelah kiri dan kanan. Gambar bintang yang dikelilingi padi dan kapas berada di bawah jendela pilot.
Pesawat baru ini tidak akan langsung dioperasikan untuk keperluan dinas presiden, karena harus melalui beberapa tes dari Departemen Pertahanan terlebih dahulu. Setelah itu kemudian diserahkan kepada TNI Angkatan Udara untuk digunakan untuk transportasi Presiden Republik Indonesia.