Pesawat Malaysia Jatuh di Ukraina Bagian Timur

Malaysia Airlines (Foto: dok.)

Seorang pejabat Ukraina mengatakan pesawat penumpang Malaysia yang membawa 295 orang ditembak jatuh hari Kamis (17/7) di Ukraina bagian timur.

Anton Gerashenko, penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, mengatakan pada Facebooknya bahwa pesawat sedang berada pada ketinggian 10.000 meter ketika terkena rudal yang ditembakkan dari Buk, yang bisa menembak sampai ke ketinggian 22.000 meter. Peluncur rudal serupa pernah terlihat oleh wartawan Associated Press dekat kota Snizhne, Ukraina bagian timur dini hari Kamis (17/7).

Nasib penumpang pesawat tersebut belum diketahui.

Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan pasukan bersenjata negaranya tidak menembak target apapun yang ada di udara.

Kami tidak menangkal kenyataan bahwa pesawat ini ditembak jatuh, dan kami menekankan bahwa pasukan bersenjata Ukraina tidak melakukan tindakan apapun terhadap target di udara,” ujarnya. “Kami yakin yang bersalah atas tragedi ini harus bertanggungjawab.”

Malaysia Airlines mengatakan di Twitter bahwa mereka “telah kehilangan kontak dengan MH17 dari Amsterdam. Posisi terakhir yang diketahui adalah di atas wilayah udara Ukraina. Kami akan segera informasi berikan detil.” Pesawat tersebut menuju ke Kuala Lumpur.

Ini kedua kalinya pesawat Malaysia Airlines hilang kurang dari enam bulan. Malaysia Airlines penerbangan 370 menghilang pada bulan Maret tahun ini ketika menuju Beijing dari Kuala Lumpur. Pesawat tersebut tidak bisa ditemukan, tapi pencarian terkonsentrasi di Samudera India bagian barat Australia.

Menteri Pertahanan Malaysia Hishamuddin Huseein mengatakan lewat Twitter tidak ada konfirmasi bahwa pesawat tersebut ditembak pada hari Kamis. Ia mengatakan telah memberikan instruksi pada militer negaranya untuk memeriksa dan mendapat konfirmasi.

Pemerintah wilayah Donetsk mengatakan pesawat tersebut jatuh dekat desa bernama Grabovo, yang dikatakan sedang berada di bawah kendali separatis pro-Rusia. Daerah tempat pesawat tersebut jatuh sedang berada dalam pertempuran sengit antara pasukan Ukraina dan separatis pemberontak pro-Rusia beberapa hari terakhir.

Peluncur rudal serupa dengan sistem rudal Buk terlihat oleh wartawan Associated Press dekat kota Snizhne, Ukraina bagian timur yang dikuasai oleh pemberontak pro-Rusia, dini hari Kamis (17/7).

Pada hari Rabu malam jet tempur Ukraina tertembak jatuh oleh rudal air-to-air dari pesawat Rusia, menurut pihak berwenang Ukraina pada hari Kamis, menambahkan apa yang dikatakan Kyiv sebagai bukti-bukti bahwa Moskow mendukung secara langsung para separatis pemberontak di Ukraina Timur. Juru bicara Dewan Keamanan Andrei Lysenko mengatakan pilot jet Sukhoi-25 yang tertembak oleh rudal air-to-air dipaksa meninggalkan pesawatnya setelah tertembak jatuh.

Sementara itu, para pemberontak pro-Rusia, mengklaim tanggungjawab atas serangan hari Rabu atas dua jet Sukhoi-25 milik Ukraina. Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan jet kedua ditembak oleh rudal surface-to-air, namun menambahkan pilotnya tidak cedera dan berhasil mendaratkan pesawatnya dengan aman.

Moskow menyangkal tuduhan Barat bahwa mereka mendukung separatis atau menyebabkan kekacauan di negara tetangganya tersebut. Kementerian Pertahanan Rusia tidak bisa dihubungi untuk komentarnya hari Kamis tentang jet Ukraina dan Kementerian Luar Negeri Rusia tidak membalas permintaan yang berkali-kali diajukan untuk komentarnya.

Awal minggu ini, Ukraina mengatakan pesawat transportasi militer ditembak jatuh hari Senin oleh rudal yang ditembakkan dari teritori Rusia.

Pesawat Malaysia Airlines adalah Boeing 777-200ER, yang dikirimkan ke Malaysia Airlines pada 30 Juli 1997, menurut Flightglobal's Ascend Online Fleets, yang menjual dan melacak informasi tentang pesawat. Pesawat tersebut telah terbang lebih dari 43.000 jam dan telah melakukan 6.950 takeoff dan landing.

Apabila benar ditembak jatuh, pesawat ini akan menjadi pesawat komersial keempat yang mengalami nasib serupa. Ketiga pesawat sebelumnya adalah:

20 April 1978: Korean Airlines Penerbangan 902, yang melenceng dari jalur yang direncanakan dalam penerbangan dari Paris menuju Seoul dan terbang di atas Uni Soviet. Setelah ditembak oleh pesawat pencegat, kru berhasil melakukan pendaratan darurat di atas permukaan danau yang beku. Dua dari 97 penumpang tewas oleh penembakan tersebut.

1 September 1983: Korean Air Lines Penerbangan 007 ditembak jatuh oleh setidaknya satu rudal air-to-air milik Soviet setelah menyasar di wilayah udara Soviet. Seluruh 240 penumpang darn 29 kru tewas.

3 Juli 1988: Iran Air Penerbangan 655 tertembak jatuh oleh rudal surface-to-air dari kapal laut AS U.S.S. Vincennes. Seluruh kru berjumlah 16 dan 274 penumpang tewas.