Sebuah pesawat penumpang Korea Selatan jatuh di San Francisco, menyebabkan dua orang tewas dan sekitar 130 orang cedera, Sabtu (7/7).
Sebuah pesawat penumpang Asiana Airlines yang membawa lebih dari 300 penumpang dan awak pesawat, mengalami kecelakaan ketika mendarat di bandara San Francisco hari Sabtu, menewaskan sedikitnya dua orang dan lebih dari 180 orang luka-luka.
Penerbangan bernomor 214 itu bermula di Shanghai, China dan berhenti di Seoul, Korea Selatan sebelum menuju ke San Francisco, Amerika.
Sebagian besar penumpang pesawat jenis Boeing 777 adalah warga negara China Korea Selatan dan Amerika. Maskapai penerbangan Korea Selatan itu mengatakan, kedua orang yang tewas adalah warga negara China yang duduk di bagian belakang pesawat. Dilaporkan, kedua korban tersebut adalah gadis remaja.
Saksi mata mengatakan ekor pesawat tampaknya menghantam landasan pacu ketika pesawat itu mendarat. Ekor pesawat terputus dan pesawat terbakar, dan tampaknya pesawat terbentur keras beberapa kali di landasan sebelum akhirnya berhenti di jalur landasan.
Gambar-gambar pesawat pasca kecelakaan menunjukkan pesawat itu berada di landasan tanpa ekor, sebagian besar kabin terbakar habis dan puing-puing berserakan di sepanjang landasan pacu.
Berbagai laporan mengatakan ekor pesawat jenis Boeing 777 itu menghantam landasan pacu sebelum terjatuh dan terbakar. Tidak ada tanda-tanda bahaya dari kokpit sebelum terjadi kecelakaan.
Tim peneliti sedang menuju ke lokasi reruntuhan pesawat untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan itu, yang terjadi dalam cuaca baik.
FBI mengatakan tak ada petunjuk terorisme, dan pihaknya akan bekerja sama dengan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, penyelidik Korea dan Boeing.
Penyelidik berharap data dari perekam data penerbangan akan memberi mereka informasi penting tentang penyebab kecelakaan ini.
Tidak ada tanda-tanda bahaya dari kokpit sebelum terjadinya kecelakaan, namun beberapa korban mengatakan mereka berpandangan pesawat itu terbang terlalu rendah. Mereka mengatakan sepertinya pilot berusaha untuk terbang kembali sebelum pesawat itu menghantam landasan pacu.
CEO Asiana Airlines, Yoon Young-doo, mengatakan dalam konferensi pers hari Minggu, maskapai itu yakin tidak ada masalah mekanik atau mesin pesawat ketika terjadi kecelakaan. Ia tidak mau berkomentar langsung apakah kesalahan pilot kemungkinan menjadi penyebab kecelakaan tetapi mengatakan awak kokpit di pesawat itu memiliki pengalaman ribuan jam terbang.
Penerbangan bernomor 214 itu bermula di Shanghai, China dan berhenti di Seoul, Korea Selatan sebelum menuju ke San Francisco, Amerika.
Sebagian besar penumpang pesawat jenis Boeing 777 adalah warga negara China Korea Selatan dan Amerika. Maskapai penerbangan Korea Selatan itu mengatakan, kedua orang yang tewas adalah warga negara China yang duduk di bagian belakang pesawat. Dilaporkan, kedua korban tersebut adalah gadis remaja.
Saksi mata mengatakan ekor pesawat tampaknya menghantam landasan pacu ketika pesawat itu mendarat. Ekor pesawat terputus dan pesawat terbakar, dan tampaknya pesawat terbentur keras beberapa kali di landasan sebelum akhirnya berhenti di jalur landasan.
Gambar-gambar pesawat pasca kecelakaan menunjukkan pesawat itu berada di landasan tanpa ekor, sebagian besar kabin terbakar habis dan puing-puing berserakan di sepanjang landasan pacu.
Berbagai laporan mengatakan ekor pesawat jenis Boeing 777 itu menghantam landasan pacu sebelum terjatuh dan terbakar. Tidak ada tanda-tanda bahaya dari kokpit sebelum terjadi kecelakaan.
Tim peneliti sedang menuju ke lokasi reruntuhan pesawat untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan itu, yang terjadi dalam cuaca baik.
FBI mengatakan tak ada petunjuk terorisme, dan pihaknya akan bekerja sama dengan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, penyelidik Korea dan Boeing.
Penyelidik berharap data dari perekam data penerbangan akan memberi mereka informasi penting tentang penyebab kecelakaan ini.
Tidak ada tanda-tanda bahaya dari kokpit sebelum terjadinya kecelakaan, namun beberapa korban mengatakan mereka berpandangan pesawat itu terbang terlalu rendah. Mereka mengatakan sepertinya pilot berusaha untuk terbang kembali sebelum pesawat itu menghantam landasan pacu.
CEO Asiana Airlines, Yoon Young-doo, mengatakan dalam konferensi pers hari Minggu, maskapai itu yakin tidak ada masalah mekanik atau mesin pesawat ketika terjadi kecelakaan. Ia tidak mau berkomentar langsung apakah kesalahan pilot kemungkinan menjadi penyebab kecelakaan tetapi mengatakan awak kokpit di pesawat itu memiliki pengalaman ribuan jam terbang.