Puluhan petani Italia melakukan protes dengan traktor di dekat Milan, Selasa (30/1), yang terbaru dari serangkaian demonstrasi kecil di seluruh pelosok negara itu yang didorong oleh kekhawatiran akan mata pencaharian mereka.
Protes dadakan bermunculan dalam beberapa pekan terakhir dari Sisilia hingga Trento, dengan laporan-laporan bahwa konvoi memblokir jalan kini menjadi kejadian biasa, meskipun demonstrasi petani tersebut belum mencapai tingkat seperti di Prancis, Jerman atau Belgia.
“Kami siap memblokir segala sesuatu yang dikhianati oleh Eropa,” demikian bunyi salah satu plakat pada protes di dekat Melegnano di luar Milan.
Para pengunjuk rasa marah dengan peraturan Uni Eropa, dampak inflasi dan pajak terhadap produk mereka. Mereka menuntut agar angsuran kredit usaha tani mereka ditangguhkan.
“Eropa memberlakukan peraturan yang tidak masuk akal pada kami. Kami tidak bisa lagi mencari nafkah... kami ingin menghasilkan lebih banyak uang dan produk kami dihargai sebagaimana mestinya,” kata Luisito Naldi, salah seorang penyelenggara protes di wilayah utara. Italia.
“Kami lelah,” katanya kepada kantor berita AFP melalui telepon, dan menambahkan bahwa keadaan menjadi sangat sulit sehingga beberapa petani di wilayah selatan melakukan bunuh diri.
Dia mengatakan mereka sedang mengupayakan pertemuan dengan pemerintahan Perdana Menteri Giorgia Meloni. “Kami melakukan protes dengan alasan yang sama seperti yang dilakukan di Prancis, Jerman, Polandia dan Rumania,” kata Naldi, seraya menambahkan bahwa “demonstrasi akan terus berlanjut sampai mereka mengundang kami ke Roma.” [lt/ab]