Para petugas medis, Rabu (18/12), mengatakan bahwa serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 12 orang di Jalur Gaza.
Serangan-serangan itu antara lain dilakukan di Kota Beit Lahiya, di Gaza utara, yang menewaskan sedikitnya 10 orang, kata petugas medis.
Serangan lain Israel menghantam Gaza tengah dan daerah Rafah di bagian selatan wilayah kantong Palestina itu.
Berlanjutnya kekerasan itu terjadi di tengah upaya baru untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Hamas yang akan mencakup pembebasan sandera yang masih ditawan oleh militan di Gaza.
Para pejabat Israel dalam beberapa hari belakangan ini telah menyatakan optimisme mengenai potensi terobosan dalam perundingan yang telah lama terhenti. Sementara itu, Hamas pada Selasa (17/12) mengatakan pihaknya meyakini kesepakatan itu mungkin tercapai jika Israel tidak menambahkan persyaratan-persyaratan baru.
Amerika Serikat, Mesir dan Qatar telah bekerja selama berbulan-bulan dalam upaya memperantarai tercapainya kesepakatan.
Konflik Gaza dimulai dengan serangan militan Hamas di Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 lainnya. Sekitar 100 sandera masih ditawan, dengan sedikitnya sepertiga dari jumlah itu diyakini telah tewas.
Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 45 ribu orang, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza. Kementerian itu tidak membedakan korban warga sipil dan militan dalam penghitungannya. Namun, kementerian itu sebelumnya menyatakan bahwa lebih dari setengah korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Hamas telah ditetapkan sebagai kelompok teror oleh Amerika, Inggris, Uni Eropa dan negara-negara lainnya. [uh/jm]