Petugas Medis Liberia Ancam Mogok Kerja

Para petugas medis mengangkut korban tewas akibat ebola di Monrovia, Liberia (foto: dok).

Para petugas medis di Liberia yang tengah menghadapi wabah ebola parah, mengancam mogok kerja karena perselisihan soal gaji.

Para petugas medis di Liberia siap mogok kerja karena perselisihan soal gaji, yang dapat menimbulkan bencana serius dalam upaya memberantas virus mematikan Ebola.

Ribuan anggota Serikat Petugas Kesehatan Nasional Liberia mengatakan akan mogok kerja hari Senin kecuali ada peningkatan berarti dalam tunjangan khusus karena bekerja dalam kondisi berbahaya.

Anggota-anggota serikat itu menuntut tunjangan khusus 700 dolar atau sekitar 8,4 juta rupiah di luar gaji bulanan yang saat ini berkisar antara 200 hingga 300 dolar atau sekitar 2,4 – 3,6 juta rupiah.

Liberia memiliki tingkat penularan dan kematian terbesar dalam wabah Ebola terparah ini.

Sementara itu di Amerika, Presiden Barack Obama telah menyerukan diambilnya langkah-langkah segera guna memastikan agar sistem kesehatan Amerika siap untuk menjalankan aturan perawatan pasien Ebola. Obama hari Minggu berbicara dengan Menteri Kesehatan dan Layanan Publik Sylvia Burwell tentang kasus penularan pertama di Amerika.

Obama memerintahkan Pusat Pencegahan dan Penanganan Penyakit Amerika CDC untuk segera menyelidiki bagaimana seorang perawat di rumah sakit Health Presbyterian Texas bisa tertular virus mematikan itu. Perawat itu merupakan bagian tim yang merawat Thomas Eric Duncan – pasien pertama di Amerika yang didiagnosa mengidap Ebola – yang meninggal hari Rabu lalu.

Pejabat-pejabat Texas mengatakan petugas medis telah mengenakan pelindung lengkap dan mematuhi pedoman CDC ketika melakukan kontak dengan Duncan.

Di Spanyol, pihak berwenang mengatakan seorang perempuan di Madrid yang tertular Ebola kini berada dalam kondisi serius tetapi menunjukkan kemungkinan pulih, dan jumlah virus dalam darahnya berkurang.

Kasus penularan baru di Amerika ini terjadi ketika sejumlah bandara meningkatkan langkah antisipasi Ebola dengan memeriksa suhu tubuh para penumpang yang tiba dari Liberia, Sierra Leone dan Guinea. Inggris juga memerintahkan pemeriksaan Ebola di sejumlah bandara dan stasiun kereta api.

WHO hari Jumat (10/10) menyatakan bahwa lebih dari 4.000 orang telah meninggal akibat Ebola di Afrika Barat. Kebanyakan korban tewas berasal dari tiga negara yang terkena paling parah yaitu Liberia, Sierra Leone dan Guinea.