Presiden AS Donald Trump memicu kemarahan di Perancis dan Inggris karena mengatakan peraturan senjata yang lebih longgar dapat mencegah serangan mematikan di Paris pada 2015 dan mengaitkan gelombang kejahatan menggunakan pisau di London dengan larangan pemilikan senjata api.
Dalam pidatonya di depan National Rifle Association atau Persatuan Senapan Nasional, NRA pada Jumat (4/5), Trump menirukan penembakan di Paris dan mengatakan, jika warga sipil dipersenjatai "ceritanya akan berbeda."
Kantor berita Reuters melaporkan Pemerintah Perancis mengeluarkan kritik paling keras terhadap Trump sejak ia menjabat, walaupun Presiden Emmanuel Macron berusaha menjalin hubungan bilateral setelah mengadakan kunjungan kenegaraan ke Amerika belum lama ini.
"Perancis menyatakan ketidaksenangannya terhadap komentar-komentar Presiden Trump tentang serangan di Paris pada13 November 2015 dan menuntut agar kenangan para korban dihormati," kata Departemen Luar Negeri Perancis dalam sebuah pernyataan.
"Setiap negara dengan bebas memutuskan hukumnya sendiri tentang senjata api. Perancis bangga menjadi negara di mana memiliki dan membawa senjata api diatur secara ketat."
Politisi Perancis lainnya termasuk Wali Kota Paris menanggapi komentar Trump, setelah ia menirukan pembantaian oleh penyerang Islamis di ruang konser Bataclan Paris yang menewaskan 90 dari 130 korban serangan itu. [ps/ii]