Hadiah Nobel dalam bidang fisika diberikan pada hari Selasa (3/10) kepada tiga ilmuwan yang berhasil mengamati elektron dalam atom dalam hitungan sepersekian detik.
Pierre Agostini dari Ohio State University di AS; Ferenc Krausz dari Max Planck Institute of Quantum Optics dan Ludwig Maximilian University of Munich di Jerman; dan Anne L’Huillier dari Lund University di Swedia memenangkan penghargaan tersebut.
Eksperimen mereka “telah memberi umat manusia alat baru untuk menjelajahi dunia elektron di dalam atom dan molekul,” menurut Royal Swedish Academy of Sciences, yang mengumumkan penghargaan tersebut di Stockholm. Mereka “telah menunjukkan cara untuk menciptakan gelombang cahaya yang sangat pendek yang dapat digunakan untuk mengukur proses cepat pergerakan elektron atau perubahan energi.”
Saat ini, ilmu pengetahuan tersebut lebih ditujukan untuk memahami alam semesta dibandingkan dengan penerapan praktisnya, namun harapannya adalah bahwa ilmu ini pada akhirnya akan mengarah pada elektronika dan diagnosis penyakit yang lebih baik.
L'Huillier menjadi perempuan kelima yang memenangkan Nobel bidang fisika.
“Ini yang paling bergengsi dan saya sangat senang bisa mendapatkan penghargaan ini. Ini luar biasa,” katanya pada konferensi pers saat mengumumkan penghargaan tersebut. “Seperti yang Anda ketahui, tidak banyak perempuan yang menerima penghargaan ini, jadi ini sangat istimewa.”
Penghargaan Nobel disertai hadiah uang tunai sebesar 11 juta kronor Swedia ($1 juta). Uang tersebut berasal dari warisan pencipta hadiah tersebut, penemu asal Swedia Alfred Nobel, yang meninggal pada tahun 1896.
Tahun lalu, tiga ilmuwan bersama-sama memenangkan hadiah fisika karena membuktikan bahwa partikel-partikel kecil dapat mempertahankan hubungan satu sama lain meskipun terpisah. Fenomena ini dulunya diragukan namun kini sedang dieksplorasi untuk penerapan potensial di dunia nyata seperti mengenkripsi informasi. [ab/uh]