Pemrotes sebelumnya berkumpul di luar gerbang markas besar surat kabar itu di Istanbul, Jumat (4/3) ketika polisi dengan membawa gas airmata dan penyemprot air menerobos masuk ke gedung itu untuk mengusir para staf surat kabar itu dan menegakkan panitia pengelola yang diangkat pengadilan.
Pimpinan redaksi Abdulhamit Bilici berpidato di hadapan staf sebelum polisi menerobos gedung itu, dan menyebut hari Jumat “hari yang hitam bagi demokrasi.”
Tindakan tersebut terkait dengan kampanye pemerintah melawan para wartawan oposisi dan ulama Muslim oposisi Fethullah Gulen, yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat.
Para pemrotes di luar gedung itu meneriakkan “pers bebas tidak dapat dibungkam” dan melambaikan bendera Turki. [gp]