Badan keamanan Inggris memperingatkan anggota parlemen bahwa seorang tersangka agen China "dengan sengaja terlibat dalam campur tangan politik" di dalam parlemen, kata pihak berwenang hari Kamis (13/1).
Kantor Ketua Majelis Rendah Lindsay Hoyle mengkonfirmasi bahwa kantor itu telah mengirim email kepada anggota parlemen, memberitahu mereka terkait insiden tersebut, setelah berkonsultasi dengan badan keamanan
"Ketua menangani keamanan para anggota dan proses demokrasi ini dengan sangat serius sehingga mengeluarkan pemberitahuan setelah berkonsultasi dengan badan keamanan," kata juru bicara Hoyle.
Pemberitahuan itu menyebut tersangka Christine Lee, "secara sadar terlibat dalam kegiatan campur tangan politik atas nama Departemen Persatuan Front Kerja dari Partai Komunis China".
Pengacara berbasis di London itu dilaporkan menyumbangkan sekitar 239.000 euro kepada mantan anggota kabinet bayangan Partai Buruh Barry Gardiner dan ratusan ribu poundsterling untuk partainya.
Mantan perdana menteri Theresa May yang konservatif, dituduh mengambil keuntungan dari jutaan uang Rusia,-memberikan Lee penghargaan pada tahun 2019 atas kontribusinya bagi hubungan China-Inggris.
Lee juga difoto dengan pendahulu May, David Cameron dalam sebuah acara tahun 2015, dan secara terpisah dengan mantan pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn.
Lee "memfasilitasi kontribusi keuangan untuk melayani dan memberi aspirasi calon anggota parlemen atas nama warga negara asing yang berbasis di Hong Kong dan China", menurut catatan ketua parlemen Inggris, menurut media negara itu.
"Sumbangan itu dilakukan secara diam-diam untuk menutupi asal-usul pembayaran. Ini jelas merupakan perilaku yang tidak dapat diterima dan langkah-langkah sedang diambil untuk memastikan hal itu dihentikan," tambahnya.
Mantan menteri pertahanan Tobias Ellwood dari partai Konservatif mengatakan kepada parlemen Inggris bahwa "ini merupakan gangguan pada zona abu-abu yang kita antisipasi sekarang dan perkirakan dari China."
"Namun fakta bahwa ini terjadi di parlemen ini, harus ada rasa urgensi dari pemerintah Inggris."
Belum ada komentar langsung dari kedutaan China di London atau pemerintah Inggris. [mg/ka]