Kantor kejaksaan umum Rusia, Senin (1/2) menyatakan mendukung permintaan dari sistem penjara federal untuk menetapkan hukuman penjara, bukannya hukuman percobaan, terhadap pemimpin oposisi dan pengkritik Kremlin Alexey Navalny.
Navalny menghadapi ancaman hukuman 3,5 tahun penjara atas tuduhan melanggar ketentuan bebas bersyarat dari hukuman percobaan tahun 2014, yang kemudian oleh Mahkamah HAM Eropa disebut tidak berdasar.
Navalny kini dalam penahanan prapersidangan selama 30 hari karena dituduh melanggar ketentuan bebas bersyarat sekembalinya ke Rusia dari Jerman pada pertengahan Januari. Ia menjalani masa penyembuhan di Jerman yang cukup lama dari serangan racun yang hampir menewaskannya, yang dituduh dilakukan oleh pemerintah Presiden Vladimir Putin.
Kremlin membantah terlibat serangan itu tetapi menolak untuk menyelidiki percobaan pembunuhan tersebut, dengan alasan kurang bukti.
Ribuan orang berunjuk rasa di berbagai kota di Rusia pada hari Minggu, menentang ancaman ditangkap oleh pemerintah. Ini adalah demonstrasi akhir pekan ke-dua berturut-turut untuk menuntut pembebasan Navalny.
Hingga Minggu larut malam, berbagai organisasi pemantau independen melaporkan lebih dari 5.000 orang ditangkap, termasuk istri Navalny, Yulia, dalam protes yang oleh pemerintah disebut “tidak sah.”
Sekitar sepekan silam, ribuan warga Rusia juga turun ke jalan-jalan untuk memprotes penahanan Navalny. Polisi ketika itu menangkap sekitar 4.000 orang di berbagai penjuru Rusia.
AS dan sekutu-sekutu Eropanya telah mengecam penahanan Navalny dan respons agresif pemerintah Rusia terhadap demonstran, yang memicu Kremlin melontarkan tuduhan balasan bahwa negara-negara Barat mencampuri urusan dalam negerinya. [uh/ab]