Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah pada Jumat (4/12) melepas pemberangkatan 735 personel polisi “bawah kendali operasi” ke 12 Polres, untuk memperkuat pengamanan Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam pelaksanaan pemungutan suara pemilihan kepala daerah pada Rabu, 9 Desember.
Sulawesi Tengah dalam Pemilihan Kepala Daerah Serentak tahun ini menggelar pemilihan bupati dan wakil bupati di tujuh kabupaten dan Wali Kota Palu, serta pemilihan gubernur dan wakil gubernur dengan jumlah TPS 6.309. Dari jumlah itu 5.101 dikategorikan aman, 1.005 TPS di kategorikan rawan dan 215 sangat rawan.
“Kalau sangat rawan itu tentunya disitu ada histori konflik ya pada kegiatan pilkada masa lalu ataupun dalam kegiatan sehari-hari masyarakat, dari sisi kriminalitas juga sering terjadi kejahatan-kejahatan kenvensional dan maupun kejahatan kontigensi,” jelas Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Brigjen Hery Santoso.
Personil BKO yang dikirim ke 12 Polres itu diharapkan juga dapat membantu penegakan protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran virus corona saat pemungutan suara. Dengan jumlah 500 pemilih di setiap TPS, rawan terjadi klaster penularan baru bila pemilih yang datang ke TPS tidak mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
“Itulah nanti POLRI berperan untuk turut membantu KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) mengatur para pemilih ini,” jelas Wakapolda Sulteng itu.
Menurutnya, Polda Sulteng juga mengantisipasi gangguan keamanan di TPS di desa-desa yang berada di sekitar hutan pegunungan yang menjadi tempat persembunyian kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
BACA JUGA: Polda Sulteng: Kelompok Teroris MIT Bunuh 4 Warga dan Bakar 6 RumahSatgas Tinombala Bantu Pengamanan TPS
Kapolres Poso AKBP Rentrix Ryaldi Yusuf mengatakan untuk pengamanan TPS yang dikategorikan sangat rawan di dalam wilayah pelaksanaan Operasi Tinombala pihaknya mendapatkan dukungan dari Satuan Tugas Operasi Tinombala.
“Kita juga akan atensi TPS-TPS yang mungkin berada dalam kategori sangat rawan tersebut. Kita juga melakukan koordinasi dengan Satgas TInombala untuk backup dalam rangkap pengamanan selain dari personil pengamanan yang sudah kita siapkan sendiri,” kata AKBP Rentrix seusai memimpin Apel Gelar Pasukan dalam rangka kesiapan pengamanan pungut suara pilkada serentak 2020 di Mapolres Poso, Sabtu (5/12) pagi. Namun, dia tidak merinci jumlah TPS yang dikategorikan sangat rawan tersebut.
Menurut data KPU Kabupaten Poso, ada 151 TPS di desa-desa yang menjadi wilayah pelaksanaan operasi Tinombala di Kecamatan Lore Utara, Lore Timur, Lore Piore, Poso Pesisir Utara, Poso Pesisir dan Poso Pesisir Selatan.
Budiman Maliki Ketua KPU Kabupaten Poso mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk pengamanan tiga TPS yang dikategorikan sangat rawan di wilayah Kecamatan Poso Pesisir dan Poso Pesisir Utara.
“TPS yang berada di wilayah-wilayah semacam operasi Tinombala, khususnya di Poso Pesisir ada dua, yaitu TPS Tamanjeka dan Uweralulu dan di Poso Pesisir Utara ada di dusun Maros, kami sudah koordinasi dengan aparat keamanan dalam hal ini kepolisian,” kata Budiman Maliki.
Selain pemungutan suara untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, warga dengan hak pilih di kabupaten itu juga akan memilih Bupati dan Wakil Bupati Poso di 510 TPS.
Your browser doesn’t support HTML5
Aparat TNI POLRI Terus Buru Kelompok Teroris MIT
Komandan Korem 132/Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf dalam keterangan pers hari Jumat (4/12) menjelaskan bahwa TNI/Polri telah membentuk pos jaga untuk memberikan kepastian rasa aman bagi warga yang mengalami trauma pasca peristiwa pembunuhan empat warga di Transmigrasi Levonu Dusun 5 Tokelemo, Desa Lembantongoa.
“Dan kita kalau masyarakat disana ingin berkebun keatas kita kawal. Ini salah satu bentuk bagaiman kita menghadirkan negara di tengah-tengah kehidupan masyarakat,” kata Brigjen TNI Farid Makruf.
Sejumlah kegiatan juga digelar seperti pembangunan kembali rumah warga yang dibakar kelompok MIT termasuk kegiatan pemulihan trauma bagi warga.
Farid Makruf mengungkapkan, saat ini pencarian dan pengejaran terhadap kelompok teroris MIT masih terus dilakukan oleh pasukan gabungan TNI POLRI dalam Satuan Tugas Operasi Tinombala. Operasi itu juga menggunakan peralatan canggih untuk membantu pasukan mendeteksi keberadaan kelompok itu di malam hari. Diakuinya kelompok itu menguasai medan hutan pegunungan tapi dia optimis pasukan pengejar dapat menemukan keberadaan kelompok teroris itu.[yl/em]