Pilot Perempuan Afghanistan Tunggu Respon Suaka dari AS

Pilot perempuan Afghanistan pertama, Niloofar Rahmani, turun dari pesawat Angkatan Udara Afghanistan di Kabul, 2015. (AFP/Shah Marai)

Niloofar Rahmani, 25, mengatakan dia menerima ancaman dari militan di tanah airnya, dan mereka menyuruh dia meninggalkan militer.

Pilot perempuan pertama Angkatan Udara Afghanistan sedang menunggu jawaban atas permohonan suakanya di Amerika Serikat yang disampaikannya bulan lalu, setelah menerima ancaman dari pemberontak Taliban, menurut pengacaranya.

“Alasan dirinya mohon suaka di Amerika adalah dia takut seandainya dia kembali ke Afghanistan dia akan dibunuh,” kata Kimberly Motley kepada VOA seksi Afghanistan.

“Dia memiliki kekhawatiran besar terhadap pemberontak Taliban yang telah mengeluarkan ancaman pembunuhan terhadap dirinya, dan sekarang dia prihatin dengan pemerintah Afghanistan sendiri yang juga menerbitkan pernyataan lewat Kementerian Pertahanan bahwa kalau dia kembali, dia akan dikenakan tuntutan desersi.”

Niloofar Rahmani, 25, mengatakan dia menerima ancaman dari militan di tanah airnya, dan mereka menyuruh dia meninggalkan militer. Ancaman ini berasal dari faksi pemberontak sama yang berusaha membunuh Malala Yousafzai di Pakistan.

Sejak dia mengajukan permohonan suaka di Amerika, yang dikecam oleh banyak warga Afghanistan, Kementerian Pertahanan mengeluarkan pernyataan yang mengatakan tidak ada ancaman terhadap diri Rahmani. [jm]