Jenderal itu dijadwalkan bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan pimpinan angkatan bersenjata Afghanistan di Kabul, menurut media angkatan bersenjata Pakistan. Para pejabat Afghanistan mengatakan kepada VOA menteri pertahanan dan penasehat keamanan nasional, antara lain, akan membantu Ghani dalam pembicaraan dengan Bajwa di istana presiden.
Hubungan bilateral telah terganggu oleh rasa tidak percaya dan kecurigaan, dan baik Islamabad maupun Kabul secara rutin saling menuduh mendukung militan anti-pemerintah buronan yang merencanakan serangan teroris terhadap lainnya.
Jenderal Bajwa diperkirakan akan menawarkan lagi untuk melatih tentara dan polisi Afghanistan di lembaga-lembaga Pakistan dan menekankan perlunya bagi kedua negara untuk menyelesaikan perselisihan dengan mengandalkan mekanisme dan dialog bilateral.
Pemerintah Afghanistan yang didukung Amerika berkeras bahwa tempat-tempat berlindung di wilayah Pakistan telah memungkinkan Taliban bertahan dan memperluas operasi pemberontak di Afghanistan dalam 16 tahun terakhir. Pemeriksaan belakangan ini telah mendapati pemberontak Islamis itu telah menguasai lebih dari 40 persen wilayah Afghanistan.
Pihak berwenang Pakistan membantah tuduhan bahwa mereka membantu Taliban. Sebaliknya menuduh badan intelijen Afghanistan melindungi buronan militan anti-pemerintah yang merencanakan serangan maut terhadap Pakistan.
Washington mendukung tuduhan Afghanistan itu. Presiden Donald Trump telah mengungkapkan strategi barunya bulan Agustus dimana ia mengecam usaha kontra-terorisme Islamabad dan mendesak negara itu agar membongkar tempat-tempat perlindungan teroris di wilayahnya. [gp]