Pimpinan angkatan bersenjata Israel berpendapat para pemimpin Iran adalah orang-orang yang “rasional” yang tidak akan membuat senjata nuklir, suatu penilaian yang bertentangan dengan pandangan pesimistis perdana menteri Israel.
Dalam wawancara dengan suratkabar Israel Haarets yang dimuat hari Rabu, Letnan Jenderal Benny Gantz mengatakan Ayatollah Ali Khamenei akan membuat kesalahan besar apabila pemimpin tertinggi Iran tersebut memutuskan untuk membuat senjata nuklir. “Saya kira ia tidak ingin mengambil tindakan yang berlebihan,” kata Gantz seraya menggambarkan para pemimpin Iran sebagai orang-orang yang sangat rasional.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam wawancara dengan televisi Amerika CNN, mengatakan tidak ingin mempertaruhkan keamanan dunia pada tingkah laku rasional Iran, Selasa (24/4) karena menurutnya negara itu dipimpin oleh rejim militan Islam yang dapat lebih mementingkan ideologi daripada keselamatan mereka.
Iran mengatakan kegiatan nuklirnya adalah untuk tujuan damai, membantah tuduhan Israel dan Barat bahwa Iran secara rahasia mengembangkan kemampuan senjata nuklir dengan berkedok program energi sipil.
Israel memandang Iran yang bersenjata nuklir sebagai ancaman terhadap eksistensinya dan tidak mau menutup kemungkinan tindakan militer untuk mencegah terwujutnya ancaman itu. Tetapi, para pejabat Israel masa lalu dan sekarang telah melakukan perdebatan kuat mengenai apakah Iran akan menghentikan pengembangan dan pembuatan bom nuklir dan kapan Israel sebaiknya mengambil tindakan pencegahan.
Dalam pandangannya yang lain yang bertentangan dengan pandangan Perdana Menteri Israel, Jenderal Gantz mengatakan kepada Haaretz bahwa tekanan internasional terhadap Iran agar menghentikan kegiatan nuklir yang mencurigakan sudah mulai memberi hasil, baik dalam bidang diplomasi maupun dalam bidang ekonomi. Sebelumnya, Netanyahu mengatakan sanksi-sanksi jelas sudah menggigit ekonomi Iran. Tetapi, ia mengatakan Iran belum menghentikan sedikitpun program nuklirnya.
Pimpinan Institut Ilmu dan Keamanan Internasional yang berbasis di Washington mengatakan kepada VOA bahwa ia tidak melihat ucapan Jenderal Gantz itu menunjukkan perselisihan dengan pemimpin Israel mengenai Iran.
Presiden Institut tersebut David Albright mengatakan perkiraan Jenderal Gantz pada dasarnya adalah suatu ulangan peringatan Israel kepada Teheran agar jangan mengambil langkah terakhir untuk membuat bom nuklir.
Dalam wawancara Haaretz itu, Gantz mengatakan ia sependapat bahwa kemampuan senjata nuklir dalam tangan kaum fundamentalis Islam adalah berbahaya dan ia bersiap-siap akan kemungkinan tindakan militer untuk menanggulangi bahaya tersebut dengan cara yang dapat dipercaya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam wawancara dengan televisi Amerika CNN, mengatakan tidak ingin mempertaruhkan keamanan dunia pada tingkah laku rasional Iran, Selasa (24/4) karena menurutnya negara itu dipimpin oleh rejim militan Islam yang dapat lebih mementingkan ideologi daripada keselamatan mereka.
Iran mengatakan kegiatan nuklirnya adalah untuk tujuan damai, membantah tuduhan Israel dan Barat bahwa Iran secara rahasia mengembangkan kemampuan senjata nuklir dengan berkedok program energi sipil.
Israel memandang Iran yang bersenjata nuklir sebagai ancaman terhadap eksistensinya dan tidak mau menutup kemungkinan tindakan militer untuk mencegah terwujutnya ancaman itu. Tetapi, para pejabat Israel masa lalu dan sekarang telah melakukan perdebatan kuat mengenai apakah Iran akan menghentikan pengembangan dan pembuatan bom nuklir dan kapan Israel sebaiknya mengambil tindakan pencegahan.
Dalam pandangannya yang lain yang bertentangan dengan pandangan Perdana Menteri Israel, Jenderal Gantz mengatakan kepada Haaretz bahwa tekanan internasional terhadap Iran agar menghentikan kegiatan nuklir yang mencurigakan sudah mulai memberi hasil, baik dalam bidang diplomasi maupun dalam bidang ekonomi. Sebelumnya, Netanyahu mengatakan sanksi-sanksi jelas sudah menggigit ekonomi Iran. Tetapi, ia mengatakan Iran belum menghentikan sedikitpun program nuklirnya.
Pimpinan Institut Ilmu dan Keamanan Internasional yang berbasis di Washington mengatakan kepada VOA bahwa ia tidak melihat ucapan Jenderal Gantz itu menunjukkan perselisihan dengan pemimpin Israel mengenai Iran.
Presiden Institut tersebut David Albright mengatakan perkiraan Jenderal Gantz pada dasarnya adalah suatu ulangan peringatan Israel kepada Teheran agar jangan mengambil langkah terakhir untuk membuat bom nuklir.
Dalam wawancara Haaretz itu, Gantz mengatakan ia sependapat bahwa kemampuan senjata nuklir dalam tangan kaum fundamentalis Islam adalah berbahaya dan ia bersiap-siap akan kemungkinan tindakan militer untuk menanggulangi bahaya tersebut dengan cara yang dapat dipercaya.