Bintang olimpiade Afrika Selatan, Oscar Pistorius menangis di kursi saksi saat memberika keterangan soal penembakan di pengadilan Pretoria hari Selasa (8/4).
Bintang olimpiade Afrika Selatan, Oscar Pistorius menjadi emosional dan menangis di kursi saksi hari Selasa (8/4), sewaktu menjelaskan momen saat ia menyadari bahwa ia telah menembak mati kekasihnya, Reeva Steenkamp.
Menurut pelari Afrika Selatan itu, dalam kesaksian hari kedua pada sidang atas tuduhan pembunuhan tersebut, ia semula mengira seorang penyusup memasuki rumahnya di Pretoria sewaktu melepaskan tembakan yang menembus pintu kamar mandi yang terkunci.
Beberapa hadirin di pengadilan itu mengusap mata mereka sewaktu Pistorius menceritakan kembali berbagai peristiwa yang mengarah pada penembakan Steenkamp. Setelah penundaan beberapa waktu, hakim menangguhkan kesaksian sepanjang hari itu.
Sebelumnya, pembelaan dalam kasus itu berfokus pada hubungan Pistorius dengan Steenkamp. Ia mengatakan dalam sidang itu bahwa sebelum malam ia menembak Steenkamp, keduanya membahas rencana perjalanan-perjalanan mereka dan mendekorasi sebuah rumah baru di Johannesburg.
Pistorius juga membacakan SMS yang dikirim Steenkamp, sementara pembela utama membimbingnya melalui serangkaian percakapan untuk menggambarkan masa-masa ketika pasangan tersebut bertengkar, rujuk dan hidup bahagia. Pembela berupaya meyakinkan mahkamah bahwa Pistorius tidak bersalah membunuh Steenkamp.
Para jaksa penuntut menyatakan Pistorius sengaja menembaknya, sedangkan pembela menyatakan Pistorius mengira ia menembak seorang penyusup yang memasuki rumahnya.
Menurut pelari Afrika Selatan itu, dalam kesaksian hari kedua pada sidang atas tuduhan pembunuhan tersebut, ia semula mengira seorang penyusup memasuki rumahnya di Pretoria sewaktu melepaskan tembakan yang menembus pintu kamar mandi yang terkunci.
Beberapa hadirin di pengadilan itu mengusap mata mereka sewaktu Pistorius menceritakan kembali berbagai peristiwa yang mengarah pada penembakan Steenkamp. Setelah penundaan beberapa waktu, hakim menangguhkan kesaksian sepanjang hari itu.
Sebelumnya, pembelaan dalam kasus itu berfokus pada hubungan Pistorius dengan Steenkamp. Ia mengatakan dalam sidang itu bahwa sebelum malam ia menembak Steenkamp, keduanya membahas rencana perjalanan-perjalanan mereka dan mendekorasi sebuah rumah baru di Johannesburg.
Pistorius juga membacakan SMS yang dikirim Steenkamp, sementara pembela utama membimbingnya melalui serangkaian percakapan untuk menggambarkan masa-masa ketika pasangan tersebut bertengkar, rujuk dan hidup bahagia. Pembela berupaya meyakinkan mahkamah bahwa Pistorius tidak bersalah membunuh Steenkamp.
Para jaksa penuntut menyatakan Pistorius sengaja menembaknya, sedangkan pembela menyatakan Pistorius mengira ia menembak seorang penyusup yang memasuki rumahnya.