Sore hari menjelang magrib, antrian orang sudah terbentuk di luar toko roti bernama Furra Isufi, di kota Prizren, Kosovo. Hanya ada satu hal yang ingin mereka beli di sana, yakni pitalka, roti lembut dan empuk yang sangat popular. Selama Ramadan, piltaka disantap saat berbuka puasa, atau saat sahur.
Toko roti ini sudah berdiri selama hampir satu abad, dan dimiliki secara turun menurun oleh sebuah keluarga. Hysen Collaku adalah pemilik toko roti tersebut untuk saat ini.
Your browser doesn’t support HTML5
“Bersama saudara-saudara dan anak saya, saya bekerja di sini. Selama bulan Ramadan kami bekerja 24 jam, nonstop, membuat pitalka untuk berbuka puasa, untuk sahur. Ayah dan kakek saya memiliki profesi yang sama. Selama 15 tahun terakhir kami bekerja di toko roti ini,” jelasnya.
Piltaka pada prinsipnya mirip pita -- roti berongga pipih yang dapat dibelah untuk menampung isian. Roti ini biasanya dihadirkan dalam bentuk bulatan dan ditaburi biji wijen. Aroma roti yang baru dipanggang, menurut para penggemarnya, dapat tercium hingga beberapa meter jauhnya sehingga menggugah selera makan.
Tidak hanya "Furra Isufi" yang menyajikan piltaka. Semua restoran di Prizren juga menawarkan roti itu saat acara berbuka puasa. Roti tersebut disantap bersama daging, kurma, zaitun, dan hidangan gurih lainnya.
Seperti halnya di banyak negara, kegiatan iftar kerap menjadi ajang bersosialisasi bagi sesama Muslim di Kosovo. Dan ini dibenarkan oleh Munir Basha, seorang warga.
“Ramadan sangat berarti di Prizren karena sebagian besar warga menjalankan ibadah puasa. Selama bulan Ramadan, cara hidup berubah. Yang menjadi ciri khas Ramadan di Prizren adalah masyarakatnya lebih bersosialisasi. Buka puasa diadakan untuk anggota keluarga dan teman. Toko roti buka hampir sepanjang malam hingga sahur karena menu khas Prizren selama Ramadan adalah pitalka dengan telur.” [ab/lt]