Platform X Edit Chatbot AI setelah Pejabat Pemilu AS Peringatkan X Sebarkan Berita Palsu 

  • Associated Press

Logo dari media sosial X dalam foto ilustrasi yang diambil pada 11 Maret 2024. (Foto: AFP/Kirill Kudryavtsev)

Platform media sosial X telah melakukan perubahan pada chatbot AI miliknya setelah lima sekretaris negara bagian memperingatkan bahwa X menyebarkan disinformasi terkait pemilu Amerika Serikat.

Sejumlah pejabat tinggi dari negara bagian Michigan, Minnesota, New Mexico, Pennsylvania dan Washington pada bulan ini mengirimkan surat kepada Elon Musk yang mengeluhkan bahwa platform chatbot AI, Grok, telah memberikan informasi yang salah tentang tenggat pemilihan negara bagian setelah Presiden AS Joe Biden mundur dari kontestasi pilpres.

Para sekretaris negara bagian tersebut meminta agar chatbot itu untuk mengarahkan penggunanya yang mengajukan pertanyaan terkait pemilihan ke situs CanIVote.org, sebuah situs web yang menyediakan informasi tentang pemungutan suara dan dioperasikan oleh Asosiasi Nasional Pejabat Negara Bagian.

BACA JUGA: Cekcok Sebelum Debat, Trump dan Harris Berselisih Soal Aturan Mikrofon

Sebelum mendata respons terhadap pertanyaan yang terkait dengan pemilu, chatbot tersebut kini mengatakan, "Untuk informasi akurat dan terbaru terkait Pemilus AS 2024, kunjungi situs Vote.gov."

Kedua situs web tersebut merupakan "sumber yang terpercaya yang dapat menghubungkan pemilih dengan petugas pemilu di wilayah mereka," ungkap kelima pejabat negara bagian tersebut dalam sebuah pernyataan bersama.

"Kami mengapresiasi tindakan X untuk memperbaiki platform mereka dan berharap mereka dapat terus membuat beberapa perbaikan yang akan memastikan pengguna mereka memiliki akses terhadap informasi akurat dari sumber yang terpercaya di tahun pemilu yang kritis ini," tambah pernyataan itu.

Grok hanya tersedia bagi pelanggan versi premium dari X. Namun kelima pejabat negara bagian itu mengatakan bahwa disinformasi terkait pemilu yang diproduksi Grok telah disebar luas ke sejumlah platform media sosial lainnya, dan menjangkau jutaan orang. Grok terus mengulang informasi yang salah salama 10 hari sebelum akhirnya dikoreksi, ungkap para pejabat itu.

X sendiri tidak merespons permintaan komentar terkait hal ini. [jm/lt/rs]