Jepang akan membuang air radioaktif olahan gelombang kedua pada Kamis (5/10).
Pelepasan itu dilakukan setelah Rusia pada Rabu (4/10) mengatakan bahwa Jepang tidak memberikan informasi lengkap mengenai pembuangan air tersebut, meski Moskow dan Beijing telah meminta berulang kali.
Jepang mulai membuang air olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklirnya ke samudra pada akhir Agustus, sehingga memicu kecaman keras dari China. Sebagai balasannya, China memberlakukan larangan menyeluruh terhadap impor produk perairan dari Jepang.
Jepang mengatakan, air itu sudah aman karena sudah diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan elemen paling radioaktifnya, kecuali tritium, radionuklida yang sulit dipisahkan dari air. Air itu kemudian diencerkan hingga pada tingkat yang sesuai dengan kriteria internasional sebelum dibuang. Jepang mengatakan bahwa kecaman Rusia dan China tidak didukung bukti ilmiah.
Gempa bumi dan tsunami dahsyat pada tahun 2011 memicu krisis nuklir di Fukushima, menjadikannya sebagai bencana nuklir paling buruk di dunia sejak Chernobyl yang berlangsung 25 tahun sebelumnya dan terjadi di wilayah yang saat itu merupakan bagian dari Soviet Ukraina. [rd/rs]