PM Australia Scott Morrison mengatakan berbagai aksi unjuk rasa hari Senin (15/3) di Canberra dan kota-kota lainnya untuk menuntut keadilan bagi perempuan serta seruan untuk mengatasi misogini dan budaya yang berbahaya di tempat kerja sebagai hal yang “baik dan benar.”
Pernyataan Morrison di parlemen itu disampaikan setelah ratusan orang mengadakan unjuk rasa di dekatnya, sementara demonstrasi serupa dilangsungkan di berbagai penjuru negara itu.
Di parlemen, Morrison mengatakan ia menolak tuntutan penyelenggara unjuk rasa untuk berpidato kepada massa dan menambahkan bahwa mereka tidak akan menemui ia di kantornya.
Namun ia mengatakan bahwa ia juga turut merasakan “frustrasi” yang dialami para pengunjuk rasa.
Pemerintah Morrison menghadapi dua tuduhan pemerkosaan, yang muncul secara terbuka dalam beberapa pekan ini.
Yang terbaru, Morrison membela Jaksa Agung Christian Porter terlepas dari tuduhan bahwa menteri kabinetnya itu memerkosa seorang perempuan berusia 16 tahun ketika Porter berusia 17 pada tahun 1988.
Porter telah membantah tuduhan itu. Penuduhnya sendiri bunuh diri tahun lalu setelah menarik pengaduannya ke polisi.
BACA JUGA: Polisi Tolak Selidiki Menteri Australia yang Dituduh MemperkosaSecara terpisah, Menteri Pertahanan Linda Reynolds telah dikritik karena gagal memberi dukungan yang memadai untuk seorang staf mudanya, Brittany Higgins. Higgins menuduh rekannya yang lebih senior memerkosanya di kantor Reynolds di parlemen pada tahun 2019.
Higgins merasa ia harus membuat pilihan antara melaporkan tuduhan itu ke polisi atau melanjutkan kariernya.
Ia berhenti dari pekerjaannya di pemerintahan pada Januari lalu dan melaporkan tuduhannya ke polisi.
Associated Press biasanya tidak mengidentifikasi korban pelecehan seksual, tetapi Higgins memilih untuk mengidentifikasi dirinya sendiri di media.
Protes hari Senin (15/3), yang juga berlangsung di Sydney, Melbourne, Brisbane dan Hobart, bersamaan dengan sidang pertama di parlemen sejak tuduhan terhadap Porter terungkap pada awal Maret.
Skandal terkait dua tuduhan pelecehan seksual yang telah mengguncang partai berkuasa Australia itu meningkat pada hari Senin (15/3) dengan protes massal di berbagai penjuru negara itu untuk menuntut diakhirinya kekerasan seksual terhadap perempuan. [uh/ab]