Abbott mengatakan kebijakan-kebiajakannya yang keras berjalan baik dan ia menolak saran-saran yang menyatakan militer harus merilis video operasi pengusiran pencari suaka.
SYDNEY —
Perdana Menteri Australia Tony Abbott tidak tergerak dengan laporan-laporan baru yang dikeluarkan Jumat (7/2), mengenai penyiksaan pencari suaka dan klaim-klaim bahwa sekelompok pencari suaka dikirimkan kembali ke Indonesia dalam kapal sekoci.
Abbott mengatakan kebijakan-kebiajakannya yang keras berjalan baik. Ia menolak saran-saran yang menyatakan militer harus merilis video resmi dari misi-misi "Operasi Perbatasan Berdaulat", menyusul laporan seorang pencari suaka ke Fairfax Media bahwa tiga pria diduga disiksa dengan cara meletakkan tangan di atas pipa mesin yang panas oleh personel angkatan laut, untuk mencegah mereka protes.
Abbott juga dicecar dengan pertanyaan tentang kebijakan pengembalian pemerintah, menyusul laporan-laporan mengenai kapal sekoci yang dipenuhi oleh pencari suaka, termasuk anak-anak, terbawa arus ke pesisir utara Jawa setelah diusir oleh angkatan laut Australia dekat Pulau Christmas tanpa cukup makanan untuk perjalanan mereka.
"Yang saya ingin lakukan adalah menghentikan kapal-kapal. Itu yang saya tertarik lakukan dan itu yang akan dilakukan pemerintah yang dipilih publik Australia," ujarnya.
"Saya gembira karena sekarang 50 hari sudah berlalu tanpa ada kapal ilegal tiba di Australia, dan pesan ini sampai dengan jelas pada penyelundup manusia dan calon pelanggan mereka bahwa jalur sudah tertutup, tidak dapat dilalui," tambahnya.
"Kebijakan-kebijakan ini berjalan baik. Ya, memang keras, namun berjalan."
Stasiun televisi ABC mendapat gambar-gambar luka bakar yang dialami pencari suaka dalam operasi pengusiran oleh angkatan laut. Kelompok media Fairfax menerbitkan sebuah wawancara baru pada Jumat dengan pencari suaka di atas kapal, Yousif Ibrahim Fasher, yang mengklaim luka-luka itu sengaja diberikan selama protes melawan akses yang terbatas terhadap toilet di kapal.
"Mereka menghukum tiga orang sebagai hukuman sehingga mereka tidak akan mau ke toilet lagi," ujar Fasher.
"Mereka bilang, 'Yousif, terjemahkan pada orang-orang ini. Katakan pada mereka: Jika ingin ke toilet lagi, kami akan bakar tangannya'."
Abbot menolak merilis video operasi, dengan mengatakan para personel angkatan laut dan bea cukai melakukan pekerjaan yang baik di tengah situasi sulit.
Pemerintah Indonesia menolak kebijakan Australia untuk mengusir kapal berisi pencari suaka karena itu menyalahi kedaulatan wilayah Indonesia.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan tindakan angkatan laut Australia yang menyediakan sekoci untuk mengirim orang asing ke laut Indonesia akan memperburuk keadaan.
"Kebijakan seperti ini yang mengirim orang dari satu kapal ke kapal lain dan mengarahkannya kembali ke Indonesia benar-benar tidak membantu," ujar Marty kepada ABC, terkait kasus kedatangan terbaru. (AP/AFP)
Abbott mengatakan kebijakan-kebiajakannya yang keras berjalan baik. Ia menolak saran-saran yang menyatakan militer harus merilis video resmi dari misi-misi "Operasi Perbatasan Berdaulat", menyusul laporan seorang pencari suaka ke Fairfax Media bahwa tiga pria diduga disiksa dengan cara meletakkan tangan di atas pipa mesin yang panas oleh personel angkatan laut, untuk mencegah mereka protes.
Abbott juga dicecar dengan pertanyaan tentang kebijakan pengembalian pemerintah, menyusul laporan-laporan mengenai kapal sekoci yang dipenuhi oleh pencari suaka, termasuk anak-anak, terbawa arus ke pesisir utara Jawa setelah diusir oleh angkatan laut Australia dekat Pulau Christmas tanpa cukup makanan untuk perjalanan mereka.
"Yang saya ingin lakukan adalah menghentikan kapal-kapal. Itu yang saya tertarik lakukan dan itu yang akan dilakukan pemerintah yang dipilih publik Australia," ujarnya.
"Saya gembira karena sekarang 50 hari sudah berlalu tanpa ada kapal ilegal tiba di Australia, dan pesan ini sampai dengan jelas pada penyelundup manusia dan calon pelanggan mereka bahwa jalur sudah tertutup, tidak dapat dilalui," tambahnya.
"Kebijakan-kebijakan ini berjalan baik. Ya, memang keras, namun berjalan."
Stasiun televisi ABC mendapat gambar-gambar luka bakar yang dialami pencari suaka dalam operasi pengusiran oleh angkatan laut. Kelompok media Fairfax menerbitkan sebuah wawancara baru pada Jumat dengan pencari suaka di atas kapal, Yousif Ibrahim Fasher, yang mengklaim luka-luka itu sengaja diberikan selama protes melawan akses yang terbatas terhadap toilet di kapal.
"Mereka menghukum tiga orang sebagai hukuman sehingga mereka tidak akan mau ke toilet lagi," ujar Fasher.
"Mereka bilang, 'Yousif, terjemahkan pada orang-orang ini. Katakan pada mereka: Jika ingin ke toilet lagi, kami akan bakar tangannya'."
Abbot menolak merilis video operasi, dengan mengatakan para personel angkatan laut dan bea cukai melakukan pekerjaan yang baik di tengah situasi sulit.
Pemerintah Indonesia menolak kebijakan Australia untuk mengusir kapal berisi pencari suaka karena itu menyalahi kedaulatan wilayah Indonesia.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan tindakan angkatan laut Australia yang menyediakan sekoci untuk mengirim orang asing ke laut Indonesia akan memperburuk keadaan.
"Kebijakan seperti ini yang mengirim orang dari satu kapal ke kapal lain dan mengarahkannya kembali ke Indonesia benar-benar tidak membantu," ujar Marty kepada ABC, terkait kasus kedatangan terbaru. (AP/AFP)