Kerusuhan yang terjadi setelah pembunuhan seorang komandan militan setempat oleh pasukan keamanan, telah menewaskan sekitar 30 orang dan menutup sebagian besar kawasan sejak hari Sabtu (9/7). Jam malam masih diberlakukan di banyak wilayah di mana telah terjadi protes protes di sana-sini.
Setelah diselenggarakan pertemuan tingkat tinggi sekembalinya Perdana Menteri Modi dari Afrika, Menteri Negara di kantor perdana menteri, Jitendra Singh mengatakan Modi menyatakan keprihatinan tentang situasi di Kashmir dan meminta rakyat agar tenang sehingga keadaan bisa kembali normal. Dia berjanji akan membantu pemerintah negara bagian dalam meredakan ketegangan.
Singh mengatakan perdana menteri juga berharap orang yang tidak bersalah tidak akan dirugikan atau terganggu kepentingan mereka.
India telah mengirim lebih banyak pasukan untuk memperkuat pengamanan di wilayah itu.
Pemimpin separatis terkemuka Kashmir Mirwaiz Umar Farooq mengatakan "pengiriman lebih banyak pasukan, yang telah diputuskan Pemerintah, dan memberikan wewenang lebih luas kepada pasukan keamanan akan memperbesar masalah karena akan sangat ditentang oleh rakyat."
Para pemimpin separatis telah menyerukan pemogokan umum sampai hari Rabu (13/7).
Meskipun pergolakan separatis yang disertai kekerasan telah mereda, protes massa besar-besaran terkait tewasnya komandan pemberontak berusia 22 tahun, Burhan Wani telah menimbulkan kekhawatiran bahwa militansi meningkat di kalangan anak muda, yang berada di garis depan dalam bentrokan-bentrokan di wilayah itu.
Sementara, pernyataan PBB mengatakan bahwa Sekjen Ban-Ki-Moon menyerukan kepada semua pihak agar menahan diri semaksimal mungkin untuk menghindari kekerasan lebih lanjut, dan berharap bahwa semua masalah di sana akan diselesaikan melalui cara-cara damai. [sp/ds]