PM Inggris Hadapi 2 Pemungutan Suara Penting Soal Brexit di Parlemen

PM Inggris Boris Johnson menyampaikan pidato di hadapan para anggota parlemen Inggris (House of Commons) di London, 19 Oktober 2019.

Rencana PM Inggris Boris Johnson bagi negaranya untuk meninggalkan Uni Eropa menghadapi dua pemungutan suara penting di Majelis Rendah hari Selasa ini.

Para anggota parlemen akan berkumpul pada malam hari untuk memberikan suara mengenai RUU Perjanjian Penarikan setebal 115 halaman yang diajukan Johnson, yang secara prinsip akan mengesahkan kesepakatan Brexit yang dicapai pemimpin Inggris itu dengan Uni Eropa. Jika legislasi itu disetujui, para anggota parlemen kemudian akan melakukan voting untuk RUU terpisah yang akan menetapkan jadwal waktu selama tiga hari untuk secara resmi menyetujui legislasi tersebut.

“Masyarakat tidak menginginkan penundaan lagi, begitu pula para pemimpin Eropa dan saya,” kata Johnson hari Senin. “Mari tuntaskan Brexit pada 31 Oktober dan mari melangkah maju,” ujarnya.

Tidak jelas apakah pemerintah memiliki suara atau waktu untuk memberlakukan legislasi itu sebelum rencana Inggris meninggalkan Uni Eropa pada Kamis pekan depan.

Johnson mencapai kesepakatan mengejutkan mengenai Brexit dengan 27 negara anggota Uni Eropa lainnya Kamis lalu. Akan tetapi para anggota parlemen memutuskan untuk menunda dukungan mereka bagi kesepakatan itu hingga disahkannya legislasi yang menguraikan syarat-syarat keluarnya Inggris dari Uni Eropa setelah 46 tahun menjadi anggota blok tersebut.

Mereka juga menyetujui legislasi yang memaksa Johnson mengirim surat kepada Uni Eropa untuk menunda Brexit hingga 31 Januari, yang tidak ia tandatangani. Johnson mengirim surat lainnya juga yang menyatakan ia menentang penundaan.

Johnson mengalami pukulan lainnya hari Senin sewaktu ketua parlemen John Bercow menghalangi Majelis Rendah mengadakan pemungutan suara baru mengenai Brexit, dengan mengatakan “ini akan berulang dan melakukannya akan menimbulkan kekacauan.”

Para anggota parlemen Inggris sedang memperdebatkan apakah akan melakukan Brexit dengan kesepakatan dengan negara-negara Uni Eropa lainnya, meninggalkannya tanpa kesepakatan atau mengadakan referendum lainnya. Para pemilih Inggris dengan selisih suara tipis mendukung Brexit dalam referendum 2016. [uh/lt]