Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Senin (22/4) mengatakan penerbangan pertama ke Rwanda yang membawa para pencari suaka akan dilakukan dalam 10-12 pekan ke depan. Ini merupakan bagian dari upaya Sunak melaksanakan rencana-rencana bagi kebijakan utamanya, mengatasi imigran ilegal.
Berbicara dalam sebuah konferensi pers, Sunak mengatakan bahwa dia akan menjelaksan detail operasional yang pasti dari rencana ini, tetapi mengatakan bahwa pemerintah telah membuat sejumlah persiapan spesifik.
“Kita sudah siap. Rencana sudah ditetapkan, dan penerbangan ini akan dilakukan apapun yang mungkin terjadi. Tidak ada pengadilan asing yang dapat menghentikan kita melakukan penerbangan ini,” sebutnya.
“Jadi, kami tidak akan memberikan detail operasional yang sensitif, yang dapat menghambat semua kemajuan yang sudah dibuat sampai saat ini. Tim di berbagai instansi pemerintah harus dapat melanjutkan pekerjaan dan membuktikan hasilnya tanpa adanya gangguan. Mereka bekerja sangat keras untuk mempersembahkan langkah yang akan mengubah pola penanganan ini. Penerbangan pertama akan dilakukan dalam 10-12 pekan. Sekarang, tentu saja, itu lebih lambat daripada yang kita inginkan. Tetapi kita selalu jelas bahwa proses ini akan memakan waktu,” tambah Sunak lebih lanjut.
BACA JUGA: Penyeberangan Migran Lewat Selat Inggris Catat RekorSunak juga mengatakan, “Tetapi cukup. Tidak ada lagi pengingkaran. Tidak ada lagi penundaan. Parlemen akan berada di sini malam ini dan mengambil keputusan, tidak peduli hingga selarut apa. Tidak boleh ada kata seandainya, atau kata-kata tetapi. Penerbangan-penerbangan ini akan menuju ke Rwanda.”
Menurut linimasa yang direncanakan Sunak, penerbangan pertama ke Rwanda akan dilakukan pada Juli.
Sunak juga mengatakan bahwa dia percaya rencana tersebut memenuhi semua kewajiban internasional Inggris, ketika dia merespons pertanyaan terkait keanggotaan negara itu dalam Konvensi Eropa untuk HAM. Tetapi dia juga menambahkan bahwa mengamankan perbatasan akan selalu menjadi prioritasnya di atas “keanggotaan dalam peradilan asing”. [ns/uh]