Kantor Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengumumkan pemerintah koalisi negara itu akan dibubarkan, yang memicu pemilihan baru.
Bennett dan mitra koalisi utamanya, Yair Lapid, dalam beberapa hari mendatang akan membubarkan parlemen , kata kantor Bennett. Lapid akan menjabat sebagai Perdana Menteri sementara sampai pemerintahan baru bisa dibentuk.
Pemerintah Bennett rapuh sejak berkuasa setahun lalu. Pemerintahannya terbentuk berdasarkan koalisi dari delapan partai berbeda yang mencakup partai-partai sayap kanan, liberal, dan Muslim Arab.
Koalisi itu mulai retak setelah beberapa anggota partai Bennett meninggalkannya, dengan mengatakan mereka merasa Bennett membuat terlalu banyak kompromi dengan mitra koalisinya.
BACA JUGA: Koalisi Israel Alami Kekalahan dan Hadapi KetidakpastianPemilihan baru bisa memberi mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kesempatan untuk kembali berkuasa. Netanyahu saat ini adalah pemimpin oposisi setelah 12 tahun berkuasa.
Netanyahu Jumat lalu mengatakan pembubaran parlemen akan menjadi “kabar baik” bagi jutaan orang Israel dan memperkirakan Partai Likud yang diketuainya akan memimpin pemerintahan baru.
Bennett membentuk koalisi delapan partai tahun lalu setelah empat pemilihan berturut-turut yang tidak meyakinkan. Pemilu berikutnya akan menjadi pemilu yang kelima bagi Israel dalam tiga tahun.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dalam sebuah cuitan Senin mengatakan bahwa pemerintah akan "terus berjalan... bahkan selama masa transisi."
Perubahan dalam pemerintahan itu terjadi hanya beberapa minggu sebelum rencana kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Israel. [my/jm]