Perdana Menteri Jepang Naoto Kan, Sabtu petang, menyatakan harapannya bahwa Jepang akan bisa selamat dari bencana yang menderanya.
Di samping menolong ribuan orang yang cedera dan kehilangan tempat tinggal akibat gempa bumi dan tsunami, kata Perdana Menteri Kan, prioritas utamanya adalah mengatasi keadaan darurat di dua reaktor nuklir yang rusak di wilayah Fukushima.
Para pejabat pemerintah Jepang, termasuk Perdana Menteri Kan menandaskan bahwa meskipun terjadi ledakan besar yang mencederai paling sedikit empat orang di reaktor nuklir nomor satu di PLTN Fukushima, reaktor tersebut tidak rusak dan tidak seorangpun terkena radiasi.
Zona evakuasi dengan radius 20 kilometer telah dinyatakan di sekitar reaktor tersebut dan zona evakuasi kedua dengan garis tengah 10 kilometer di sekeliling reaktor lainnya.
Para pejabat pemerintah mengatakan, proses pendinginan dengan menggunakan air laut dan asam borik sedang dilakukan di fasilitas reaktor nomor satu.
Radiasi telah terdeteksi di luar reaktor nomor satu, tetapi pemerintah mengatakan intensitas radiasi tidak meningkat setelah terjadi ledakan.
Tidak tampak banyak tanda-tanda kepanikan di wilayah Fukushima. Sebagian besar orang memusatkan perhatian pada pembangunan kembali rumah-rumah yang rusak, mencari air bersih, dan berkabung atas mereka yang tewas.
Persediaan bahan makanan menipis. Dan, di beberapa toko atau pasar yang masih buka, Onigiri atau nasi kepal, dan air botol habis.
Jumlah korban jiwa masih belum jelas. Tentara menemukan ratusan mayat di sepanjang pantai di mana tsunami menghanyutkan seluruh kota ke laut di wilayah Iwate dan Miyagi yang bersebelahan.
Diduga 50.000 tentara Jepang akan mendapat bantuan dari tim-tim luar negeri yang mulai berdatangan di Jepang timur laut. Lebih dari 50 negara telah menawarkan bantuan.
Di Bandara Fukushima, pesawat-pesawat terbang terus menerus mendarat dan tinggal landas membawa tim-tim bantuan, dalam apa yang digambarkan sebagai bencana terburuk yang melanda Jepang.