Perdana Menteri Jepang yang baru, Shigeru Ishiba, pada akhir pekan ini mengisyaratkan kesinambungan keputusan-keputusan awalnya mengenai pos-pos penting untuk pemerintahannya, yang menandai keinginan untuk stabilitas setelah persaingan kepemimpinan yang tidak terduga.
Saat bersiap membentuk pemerintahan pada Selasa (1/10), pilihan Shigeru Ishiba untuk menteri keuangan, pertahanan dan luar negeri, serta jabatan penting sebagai kepala sekretaris kabinet, tampaknya memanfaatkan para veteran berpengalaman dari Partai Demokratik Liberal yang berkuasa.
Shigeru Ishiba, yang berusia 67 tahun, memenangkan persaingan kepemimpinan LDP pada Jumat (27/9), meraih kemenangan setelah bersaing dengan sembilan kandidat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Beberapa sumber mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ia akan menunjuk mantan Menteri Pertahanan Takeshi Iwaya sebagai menteri luar negeri dan mempertahankan Yoshimasa Hayashi sebagai kepala sekretaris kabinet, sebuah jabatan penting yang mencakup peran sebagai juru bicara pemerintah.
BACA JUGA: Anggota Parlemen Veteran Ishiba akan Menjadi Perdana Menteri JepangSementara media Jepang melaporkan mantan Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato akan ditunjuk sebagai menteri keuangan dan Jenderal Nakatani akan kembail menjabat sebagai menteri pertahanan.
Surat kabar berpengaruh Yomiuri Shimbun pada Minggu melaporkan Ryosei Nakasawa, wakil menteri keuangan, akan menjadi menteri revitalisasi ekonomi.
Ishiba akan memilih mantan Perdana Menteri Yoshihide Suga sebagai wakil presiden LDP, kata beberapa sumber. Sementara media Jepang mengatakan ia akan menunjuk Shinjiro Koizumi, saingannya dalam persaingan di LDP, sebagai ketua pemilihan LDP.
Ishiba Siap Pertimbangkan Pemilu dalam Waktu Dekat
Dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi hari Minggu, Ishiba tidak merinci rencana kabinetnya ke depan, namun menegaskan bahwa ia bersedia mempertimbangkan pemilihan umum dalam waktu dekat, mungkin paling cepat pada bulan Oktober.
Pemilu harus diadakan dalam 13 bulan ke depan.
Ia mengatakan bahwa kebijakan moneter Jepang harus tetap akomodatif sebagai sebuah tren, yang menandakan perlunya menjaga biaya pinjaman tetap rendah untuk mendukung pemulihan ekonomi yang rapuh.
Belum jelas apakah Ishiba, yang telah menjadi kritikus vokal terhadap pelonggaran moneter agresif Bank of Japan di masa lalu, mengambil garis yang lebih ramah.
Iwaya, kepala pertahanan dari tahun 2018 hingga 2019, membantu Ishiba dalam hal strategi dalam kemenangannya memimpin Partai Demokratik Liberal yang berkuasa. [em/ab]