PM Jepang Janjikan Koordinasi Diplomatik Terkait Korea Utara

PM Jepang Shinzo Abe (kanan) pemimpin partai Demokratik Liberal Jepang, bersama Wapres Masahiko Komura di markas besar partai tersebut di Tokyo, 22 Oktober 2017.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Senin (23/10) mengatakan ia berharap akan menggunakan diplomasi yang kuat dan tegas untuk menyelesaikan isu-isu terkait program misil dan nuklir Korea Utara.

Ia menyatakan Jepang akan memperkuat koordinasinya dengan masyarakat internasional dalam upaya membuat Korea Utara berubah sikap. Abe berbicara kepada wartawan sehari setelah pemilu dengan hasil koalisi pimpinannya meraih mayoritas super dua per tiga di majelis rendah parlemen. Abe mengatakan isu Korea Utara akan menjadi bagian dari diskusi sewaktu Presiden Amerika Donald Trump mengunjungi Jepang bulan depan.

Dalam upaya memanfaatkan meningkatnya dukungan publik bagi sikap kerasnya terhadap ancaman nuklir Korea Utara, Abe baru-baru ini membubarkan majelis rendah di parlemen untuk menggelar pemilu yang dipercepat bulan ini, bukannya menunggu masa jabatan majelis berakhir pada Desember 2018.

Tetapi masyarakat Jepang masih berbeda pendapat mengenai usulan Abe untuk mengizinkan militer memiliki keleluasaan gerak lebih besar untuk menghadapi potensi ancaman dari negara-negara seperti Korea Utara dan China, dan untuk mendukung sekutu-sekutu seperti Amerika Serikat.

Retorika Presiden Trump yang mengancam akan menghancurkan Korea Utara sepenuhnya jika negara itu menyerang, telah meningkatkan kekhawatiran lawan-lawan Abe, yang berpendapat bahwa melonggarkan restriksi penggunaan kekuatan akan melibatkan Jepang dalam konflik yang dipimpin Amerika. [uh/ab]