PM Kamboja Akan Sambut Kedatangan Junta Myanmar di Forum ASEAN Jika Kemajuan Tercapai

PM Kamboja Hun Sen dalam KTT virtual ASEAN-China di Istana Perdamaian, Phnom Penh, 22 November 2021. (An Khoun Sam Aun/National Television of Cambodia via AP).

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Selasa (25/1) mengkonfirmasi telah mengundang kepala junta Myanmar pada pertemuan puncak Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), dengan syarat membawa kemajuan sesuai rencana perdamaian yang ia setujui tahun lalu.

Ketua ASEAN itu menyampaikan akan berbicara dengan panglima militer Min Aung Hlaing melalui video hari Rabu, dan mencatat bahwa sejak pertemuan pada 7 Januari lalu di Myanmar, pemimpin terguling Aung San Suu Kyi telah dijatuhi hukuman empat tahun penjara dan pesawat militer turut dikerahkan dalam operasi tersebut.

Kepala junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing memimpin parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. (REUTERS).

Min Aung Hlaing memimpin kudeta di Myanmar tahun lalu dan ASEAN membuat langkah mengejutkan dengan melarang junta itu dari pertemuan-pertemuan penting karena gagal menghormati "konsensus" lima butir ASEAN yang mencakup penghentian permusuhan dan memungkinkan dialog berlangsung.

"Hun Sen mengatakan bahwa dirinya telah mengundang HE (Yang Mulia) Min Aung Hlaing untuk menghadiri KTT ASEAN jika ada kemajuan dalam implementasi lima butir yang secara bulat telah disepakati," demikian bunyi pernyataan di laman Facebook Hun Sen, yang merangkum percakapan teleponnya dengan Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob.

"Tapi jika tidak, ia harus mengirim perwakilan non-politik ke pertemuan ASEAN."

Sebagai ketua ASEAN yang baru, Kamboja menunjukkan pihaknya ingin melibatkan dan bukan mengucilkan junta itu, namun Hun Sen mendapat tekanan beberapa pemimpin ASEAN, termasuk dari Malaysia, Indonesia dan Singapura, agar tidak mengenyampingkan persetujuan bersama itu, yang juga didukung oleh PBB dan Amerika Serikat.

Penggulingan pemerintah terpilih Suu Kyi di Myanmar itu menjadi kemunduran bagi ASEAN dan upayanya untuk menjadikan negara-negara ASEAN sebuah blok yang terintegrasi dan kredibel.

Kunjungan Hun Sen ke Myanmar menimbulkan keprihatinan di dalam kelompok negara-negara Asia Tenggara itu bahwa ASEAN mengakui kehadiran para jenderal Myanmar itu, yang telah melancarkan sebuah penumpasan berdarah terhadap unsur-unsur pro-demokrasi di negara itu. [mg/jm]