PM Kamboja Resmikan Patung Lambang Kemenangan atas Khmer Merah

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengamati pahatan lukisan di dinding seusai upacara pemotongan pita dalam peresmian "Win-Win Memorial" 29 Desember 2018.

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Sabtu (29/12) meresmikan sebuah monumen yang menandai berakhirnya ancaman gerakan komunis Khmer Merah tahun 1998, yang pernah memerintah negara itu dengan kejam pada akhir tahun 1970-an dan kemudian melancarkan perang gerilya.

Monumen di bagian utara ibukota Phnom Penh itu didedikaskan bagi apa yang disebutnya sebagai “win-win policy” yang membuat dua pemimpin besar Khmer Merah terakhir menyerahkan diri pada Desember 1998, menyudahi kiprah kelompok itu sebagai ancaman keamanan dan kekuatan politik.

Dengan mengenakan seragam komandan militer tertinggi, lengkap dengan bintang lima di pundaknya, Hun Sen mengatakan “telah bergabung dengan pemimpin-pemimpin lain dan orang-orang yang mengubah tanah menyedihkan yang dulunya merupakan zona pembunuhan, menjadi tempat yang aman.”

Tetapi sorotan aktivitas Hun Sen di monumen itu sekaligus menunjukkan warisannya. Berbagai bagian kehidupan Hun Sen, termasuk bagaimana ia duduk dalam lingkaran sekelompok penduduk desa dan makan nasi, memimpin tentara keluar dari hutan dan mengajar di depan kelas, dipahat dalam panel-panel patung setinggi 54 meter itu.

Dalam pidato selama dua jam yang disiarkan secara nasional itu, Hun Sen mengatakan perdamaian yang dicapai tahun 1998 telah “untuk pertama kali dalam sejarah” membantu menyatukan negara, membawa perdamaian dan kemakmuran ekonomi. [em]