Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada Jumat (28/4) mengaitkan produksi litium di China dengan "kerja paksa.” Hal itu diungkapkan ketika Trudeau membahas upaya Ottawa untuk meningkatkan produksi logam yang digunakan dalam kendaraan listrik dan baterai lainnya.
Kanada memiliki sumber lithium yang signifikan, kata Trudeau, tetapi China membuat pilihan strategis selama beberapa dekade yang menjadikannya produsen terbesar di dunia.
"Jika kita jujur ... lithium yang diproduksi di Kanada akan lebih mahal. Karena kita tidak menggunakan tenaga kerja paksa," kata Trudeau dalam sambutannya di Dewan Hubungan Luar Negeri di New York.
“Karena kami mengedepankan tanggung jawab lingkungan sebagai sesuatu yang benar-benar kami harapkan untuk dipatuhi. Karena kami mengandalkan kerja sama, dalam kemitraan, dengan masyarakat adat, membayar upah hidup mereka, mengharapkan standar keamanan dan keselamatan.”
BACA JUGA: Bangun Pabrik Baterai EV, Kanada, Volkswagen Investasi Lebih dari Rp218,4 TriliunPerwakilan Kedutaan Besar China di Ottawa tidak menanggapi permintaan komentar.
Kanada pada tahun lalu mengumumkan kebijakan yang lebih ketat terhadap investasi mineral kritis - terutama dari China - karena berupaya menopang pasokan domestiknya setelah pandemi global mengakibatkan masalah rantai pasokan.
"Jika pandemi mengajari kita sesuatu, jika pandemi mengajari kita sesuatu, itu adalah ketahanan, kelebihan, dan keandalan dalam rantai pasokan kita," kata Trudeau.
Amerika Serikat (AS) menuduh Beijing menggunakan buruh kerja paksa di sektor-sektor termasuk pertambangan dan konstruksi. Tahun lalu, undang-undang AS melarang impor dari wilayah Xinjiang, China karena kekhawatiran tentang kerja paksa.
Pada Desember, serikat Pekerja Otomotif meminta produsen mobil mengalihkan seluruh rantai pasokan mereka keluar dari Xinjiang. Imbauan itu muncul menyusul adanya laporan Universitas Sheffield Hallam Inggris yang mengatakan hampir setiap produsen mobil besar memiliki paparan yang signifikan terhadap produk yang dibuat oleh buruh kerja paksa.
BACA JUGA: Perusahaan China Tolak Tuduhan Pelanggaran HAM setelah Terkena Sanksi ASChina menyangkal pelanggaran di Xinjiang, produsen kapas utama yang juga memasok banyak bahan dunia untuk panel surya.
Ketegangan diplomatik antara Kanada dan China meningkat sejak Ottawa menahan eksekutif Huawei Technologies Meng Wanzhou pada 2018 dan diikuti oleh langkah Beijing menangkap dua warga Kanada atas tuduhan mata-mata.
Pada November, Kanada memerintahkan tiga perusahaan China untuk melakukan divestasi dari mineral kritis Kanada, dengan alasan keamanan nasional. China menuduh Ottawa menggunakan keamanan nasional sebagai dalih dan mengatakan perintah divestasi melanggar aturan perdagangan dan pasar internasional. [ah/ft]