Perdana Menteri Pakistan, Jumat (13/9) mengatakan kepada warga wilayah Kashmir yang disengketakan bahwa ia akan mengungkapkan penindasan dan pelanggaran HAM selama bertahun-tahun oleh India di kawasan itu, pada waktu ia berpidato di Majelis Umum PBB bulan ini.
Imran Khan mengemukakan hal itu dalam pidato pertamanya pada rapat umum di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan sejak dicabutnya status khusus kawasan yang disengketakan di Himalaya itu oleh India pada 5 Agustus lalu. Sekitar 20 ribu orang ambil bagian dalam rapat tersebut.
Khan juga meminta para hadirin agar menahan diri, tidak berpawai menuju Garis Kontrol yang dijaga militer, yang memisahkan Kashmir yang dikuasai Pakistan dan India, dengan mengatakan mereka harus menunggu perintahnya.
“Jangan pergi sampai saya meminta Anda dan saya akan beritahu kapan melakukannya,” kata Khan.
Khan berusaha menenangkan para pemuda yang marah, yang bulan ini bentrok dengan polisi di Kashmir yang dikuasai Pakistan karena dihalang-halangi ketika hendak berpawai menuju perbatasan, di mana pasukan Pakistan dan India berada dalam jarak berdekatan.
Imbauan kepada kaum muda yang marah itu dikemukakan beberapa hari setelah ribuan pemuda tanpa senjata berpawai menuju perbatasan untuk memprotes pengepungan di wilayah Kashmir yang dikuasai India, sehingga memicu bentrokan dengan polisi.
Pasukan Pakistan dan India baku tembak, menyebabkan jatuhnya korban di pihak tentara dan warga sipil
Pertemuan ini juga berlangsung sehari setelah militer Pakistan menyatakan tembakan tentara India menewaskan salah seorang tentara Pakistan di Kashmir. ini merupakan insiden pelanggaran gencatan senjata terbaru.
Khan mendesak masyarakat dunia agar menekan India untuk memberi hak menentukan nasib sendiri kepada warga Kashmir. [uh/lt]