Perdana Menteri Papua Nugini James Marape pada Kamis (8/2) menjadi pemimpin Pasifik pertama yang berpidato di hadapan parlemen Australia. Dalam kesempatan itu, ia bersumpah untuk tidak membiarkan apapun merusak hubungan erat antara kedua negara.
Kedua negara tersebut mengumumkan bahwa Australia akan mengalokasikan dana $100 juta dolar Australia -- atau sekitar 65,3 juta dolar AS – untuk keamanan dalam negeri Papua Nugini, termasuk pembangunan fasilitas perekrutan dan investigasi polisi serta barak polisi.
Pidato tersebut, pertemuan Marape dengan PM Australia Anthony Albanese, dan pengumuman rincian pakta keamanan yang ditandatangani oleh kedua negara pada bulan Desember, terjadi ketika negara-negara Pasifik menghadapi ambisi China yang semakin besar.
Papua Nugini yang kaya sumber daya telah menolak tawaran dari China, yang membuat perjanjian keamanan dengan Kepulauan Solomon pada tahun 2022 yang menimbulkan kekhawatiran di antara sebagian negara di wilayah tersebut.
BACA JUGA: Papua Nugini dan Australia Sepakati Kerja Sama KepolisianPapua Nugini, yang merupakan bagian strategis penting di Pasifik Selatan, sedang berjuang mengatasi kekerasan antar suku dan kerusuhan sipil serta ingin meningkatkan jumlah polisi dari 6.000 menjadi 26.000. Kemarahan atas tingginya angka pengangguran dan biaya hidup menyebabkan kerusuhan dan penjarahan bulan lalu di dua kota terbesarnya.
Papua Nugini dan Australia “menegaskan kembali komitmen mereka terhadap arsitektur keamanan yang ada di kawasan ini sebagai pendorong utama kerja sama keamanan,” demikian pernyataan bersama antara Marape dan Albanese.
Papua Nugini adalah negara yang mayoritas penduduknya adalah petani dan memiliki sekitar 800 bahasa. Dengan jumlah penduduk sebanyak 10 juta jiwa, negara ini merupakan negara terpadat di Pasifik Selatan setelah Australia, yang berpenduduk 26 juta jiwa.
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan pidato bersejarah Marape meningkatkan hubungan Australia dengan Pasifik.
BACA JUGA: Pejabat AS Desak Papua Nugini Tolak Kesepakatan Keamanan China“Kami tahu bahwa China adalah kekuatan besar yang menegaskan kepentingannya,” katanya kepada wartawan. “Apa yang kami lakukan adalah menekankan kembali peran kami dalam keluarga Pasifik dan pentingnya keterlibatan tersebut.”
Setelah kerusuhan sipil bulan lalu, sejumlah menteri Papua Nugini mengundurkan diri dan Marape yang berada di bawah tekanan akan segera menghadapi mosi tidak percaya.
“Kita harus menjadi negara kuat yang mandiri, mandiri secara ekonomi, dan kuat sehingga kita juga dapat membantu Australia menjaga demokrasi, memelihara perdamaian dan menjamin stabilitas.... di Pasifik kita,” kata Marape dalam pidatonya. [ab/lt]