Ini dikatakan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev dalam wawancara dengan jaringan televisi berita Amerika CNN hari Minggu (27/1).
Pemerintah Rusia mengeluarkan kecamannya yang paling keras sampai saat ini kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad, dengan mengatakan, sekutu lama Rusia itu telah membuat kesalahan fatal dengan menunda-nunda pembaharuan demokrasi yang dituntut pihak oposisi.
Ini dikatakan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev dalam wawancara dengan jaringan televisi berita Amerika CNN hari Minggu.
Katanya, Presiden Assad mestinya bertindak lebih cepat untuk merangkul kelompok-kelompok yang moderat, dan sekarang ia yakin kemungkinan Asaad untuk terus berkuasa terus semakin kecil dari hari ke hari.
Tapi Medvedev mengulangi lagi posisi resmi Rusia bahwa masa depan Suriah harus ditentukan oleh rakyatnya sendiri. Rusia adalah pemasok senjata sejak lama bagi keluarga Assad yang berkuasa dan telah memveto berbagai resolusi Dewan Keamanan yang mengecam keras Asaad karena berusaha menumpas apa yang dimulai sebagai gerakan pro-demokrasi yang damai.
Pemberontakan itu kemudian berubah menjadi perang saudara antara kelompok mayoritas Sunni yang dibantu kelompok-kelompok militan islam, yang berjuang untuk mengakhiri pemerintahan Assad, yang berasal dari suku Alawite yang minoritas, yang telah berkuasa 12 tahun.
Pers resmi Suriah mengatakan hari Minggu bahwa dewan kehakiman tertinggi telah menangguhkan tindakan hukum terhadap tokoh-tokoh oposisi yang tinggal di luar negeri, supaya mereka bisa kembali dan ikut mengadakan dialog nasional dengan pemerintah.
Tapi koalisi tokoh-tokoh Suriah yang tinggal di pengasingan sejak lama telah menolak berhubungan dengan Assad, dan mengatakan ia harus turun dulu sebelum perundingan damai bisa dimulai.
Ini dikatakan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev dalam wawancara dengan jaringan televisi berita Amerika CNN hari Minggu.
Katanya, Presiden Assad mestinya bertindak lebih cepat untuk merangkul kelompok-kelompok yang moderat, dan sekarang ia yakin kemungkinan Asaad untuk terus berkuasa terus semakin kecil dari hari ke hari.
Tapi Medvedev mengulangi lagi posisi resmi Rusia bahwa masa depan Suriah harus ditentukan oleh rakyatnya sendiri. Rusia adalah pemasok senjata sejak lama bagi keluarga Assad yang berkuasa dan telah memveto berbagai resolusi Dewan Keamanan yang mengecam keras Asaad karena berusaha menumpas apa yang dimulai sebagai gerakan pro-demokrasi yang damai.
Pemberontakan itu kemudian berubah menjadi perang saudara antara kelompok mayoritas Sunni yang dibantu kelompok-kelompok militan islam, yang berjuang untuk mengakhiri pemerintahan Assad, yang berasal dari suku Alawite yang minoritas, yang telah berkuasa 12 tahun.
Pers resmi Suriah mengatakan hari Minggu bahwa dewan kehakiman tertinggi telah menangguhkan tindakan hukum terhadap tokoh-tokoh oposisi yang tinggal di luar negeri, supaya mereka bisa kembali dan ikut mengadakan dialog nasional dengan pemerintah.
Tapi koalisi tokoh-tokoh Suriah yang tinggal di pengasingan sejak lama telah menolak berhubungan dengan Assad, dan mengatakan ia harus turun dulu sebelum perundingan damai bisa dimulai.