PM Swedia Desak Rakyat Patuhi PSBB 

Warga swedia menikmati cuaca cerah di musim dingin dengan berjalan-jalan di sepanjang dermaga Standvagen, di tengah pandemi COVID-19 yang terus meningkat di Stockholm, Swedia, 20 November 2020.

Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven mendesak rakyat untuk melakukan apa yang diperlukan untuk mengendalikan virus corona. Ia memperingatkan bahwa "kesehatan dan kehidupan orang-orang dalam bahaya," katanya dalam pidato yang jarang dilakukan dan disiarkan melalui TV, Minggu (22/11).

Lofven mengatakan terlalu banyak orang mengabaikan panduan dan rekomendasi terkait virus corona dalam beberapa bulan belakangan. Dia menyerukan rakyat Swedia untuk tidak keluar rumah dan tidak berkumpul dengan orang-orang di luar rumah tangga mereka.

PM Swedia Stefan Lofven. (Foto: dok).

"Apabila Anda tinggal sendiri, pilih satu, atau paling banyak dua teman untuk bersosialisasi. Tapi jaga jarak," katanya.

Pekan lalu, pemerintah memperketat pembatasan dengan mengurangi jumlah orang yang boleh berkumpul di tempat umum. Negara itu menghadapi pandemi gelombang kedua di mana jumlah kasus baru harian bertambah ke tingkat tertinggi dan banyak rumah sakit kewalahan.

Lonjakan baru COVID-19 melanda Swedia beberapa minggu lebih lambat dibandingkan beberapa wilayah benua Eropa lain. Namun, jumlah penularan baru telah bertambah cepat sejak November, dengan meningkatnya jumlah pasien yang dirawat inap di ICU dan bangsal COVID-19.

Swedia memilih pendekatan berbeda dan kontroversial dalam menangani pandemi, dengan membiarkan banyak kegiatan masyarakat tetap berjalan. Pemerintah lebih banyak melakukan rekomendasi kepada masyarakat untuk menjaga jarak dan mengimbau agar bertindak secara bertanggung jawab.

Swedia telah melaporkan lebih dari 208.290 kasus dan 6.400 kematian, menurut Universitas Johns Hopkins. [vm/ka]