Dengan alasan invasi Rusia ke Ukraina, Perdana Menteri Magdalena Andersson, Kamis (10/3) mengatakan pengeluaran militer Swedia perlu ditingkatkan secara substansial dan berusaha sesegera mungkin meningkatkannya menjadi 2 persen dari produk domestik bruto (GDP).
Berbicara kepada sejumlah wartawan tentang rencana itu di Stockholm, Andersson mengatakan pemerintahnya menyampaikan pesan yang jelas kepada rakyat Swedia dan dunia bahwa kemampuan pertahanan negara di Skandinavia tersebut “harus lebih diperkuat.”
Andersson mengatakan situasi keamanan di "sekitar Swedia" memburuk dari waktu ke waktu dan serangan Rusia di Ukraina semakin memperburuk.
Dalam konferensi pers yang sama, Menteri Keuangan Mikael Damberg mengatakan anggaran militer Swedia saat ini sekitar $7,18 miliar – sekitar 1,3 persen dari PDB negara itu. Andersson tidak menetapkan batas waktu khusus bagi pencapaian tingkat 2 persen tersebut, namun mengindikasikan keinginannya akan tercapai dalam dekade ini.
Andersson menambahkan peningkatan anggaran pertahanan juga berarti orang-orang muda harus siap untuk masuk dinas militer.
BACA JUGA: Swedia, Finlandia Ingatkan Uni Eropa tentang Klausul Pertahanan BersamaTarget 2 persen adalah angka yang sama yang dibutuhkan NATO bagi negara-negara anggotanya, meskipun laporan menyatakan banyak negara anggota gagal mencapai target tersebut.
Meskipun bukan anggota NATO, Swedia memiliki kerjasama yang erat dengan aliansi pertahanan tersebut dan negara tetangganya, Denmark, adalah anggota pendiri aliansi itu. [mg/lt]