Pemerintahan Turki akan melanjutkan rencana kontroversial untuk merombak sebuah taman kecil di tengah kota Istanbul, meskipun ada protes-protes anti pemerintah.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan pemerintahannya akan melanjutkan rencana kontroversial untuk merombak sebuah taman kecil di tengah kota Istanbul, meskipun ada protes-protes anti pemerintah yang luas yang dipicu oleh tentangan masyarakat terhadap rencana tersebut.
Dalam konferensi pers di Tunisia, Kamis (6/6), Erdogan mengatakan kelompok-kelompok teror terlibat dalam protes-protes yang semula berupa demonstrasi terkait lingkungan hidup, dan tujuh warganegara asing termasuk di antara demonstran yang ditahan.
Erdogan kembali ke negaranya Kamis sore setelah melewatkan waktu beberapa hari di Afrika Utara, sementara para pengunjuk rasa di Turki menyerukan agar ia mengundurkan diri.
Para pengecam menuduhnya memimpin secara otoriter dan menerapkan pandangan-pandangan Islamnya terhadap negara sekuler itu.
Perdana menteri telah mengabaikan protes itu dengan menyebutnya sebagai kemarahan pihak oposisi yang kalah dalam pemilu, dan mengatakan para demonstran tidak mendapat dukungan dari sebagian besar rakyat Turki.
Wakil ketua partai Erdogan, Huseyin Celik, mendesak para pendukung agar tidak berkumpul di bandara pada hari Kamis untuk menunjukkan dukungan mereka bagi Perdana Menteri.
Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran pada Rabu malam di tengah kota Ankara, sementara Istambul pada umumnya tenang.
Dalam konferensi pers di Tunisia, Kamis (6/6), Erdogan mengatakan kelompok-kelompok teror terlibat dalam protes-protes yang semula berupa demonstrasi terkait lingkungan hidup, dan tujuh warganegara asing termasuk di antara demonstran yang ditahan.
Erdogan kembali ke negaranya Kamis sore setelah melewatkan waktu beberapa hari di Afrika Utara, sementara para pengunjuk rasa di Turki menyerukan agar ia mengundurkan diri.
Para pengecam menuduhnya memimpin secara otoriter dan menerapkan pandangan-pandangan Islamnya terhadap negara sekuler itu.
Perdana menteri telah mengabaikan protes itu dengan menyebutnya sebagai kemarahan pihak oposisi yang kalah dalam pemilu, dan mengatakan para demonstran tidak mendapat dukungan dari sebagian besar rakyat Turki.
Wakil ketua partai Erdogan, Huseyin Celik, mendesak para pendukung agar tidak berkumpul di bandara pada hari Kamis untuk menunjukkan dukungan mereka bagi Perdana Menteri.
Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran pada Rabu malam di tengah kota Ankara, sementara Istambul pada umumnya tenang.