Seruan Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim untuk menjalin hubungan baik dengan Suriah, dilihat sebagai mengobah kebijakan utama.
Sejak pecahnya perang saudara Suriah, Turki telah menjadi salah satu pendukung terkuat pihak oposisi, menyerukan pengunduran diri Presiden Suriah, Bashar al Assad. Mantan diplomat senior Turki, Aydin Selcen, yang bertugas di wilayah tersebut mengatakan, proses normalisasi hubungan dengan Suriah akan selangkah demi selangkah.
“Pada dasarnya akan, pertama-tama pendekatan anti teroris, tetapi jika mengalami kemajuan, mungkin ke arah hubungan politik yang lebih baik," kata Selcen.
Selcen menambahkan, Turki akan melihat ke Suriah untuk mencegah pasukan Kurdi Suriah (YPG) untuk menegakkan daerah otonom di perbatasan Turki. Ankara menuduh YPG terkait dengan pemberontak PKK, yang terus digempur oleh militer Turki.
Turki secara resmi membantah menyediakan senjata kepada pemberontak Suriah; tetapi pengamat mengatakan, perbatasan panjang Turki dengan Suriah adalah salah satu rute pasokan utama bagi pasukan oposisi.
Mantan Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu secara luas dilihat sebagai penyusun kebijakan Suriah-Turki, yang sangat mendukung para pemberontak dan menyerukan penggulingan Assad. Para pengamat mengatakan, dipecatnya Davutoglu pada bulan Mei oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan membuka pintu bagi perubahan kebijakan.
Upaya Turki merangkul Suriah datang hanya beberapa minggu setelah berhasil memperbaiki hubungan dengan Rusia dan Israel. Upaya-upaya pemulihan hubungan lebih lanjut diharapkan dengan Irak dan Mesir, selagi Turki berusaha untuk mengakhiri isolasi. [ps/al]