PM Yunani Adakan Referendum untuk Putuskan Usul Kreditor Internasional

PM Yunani Alexis Tsipras (tengah) mengumumkan penyelenggaraan referendum mendadak tanggal 5 Juli, meminta rakyat Yunani memutuskan usulan yang diajukan oleh kreditor internasional (foto: dok).

Para pejabat pemerintah menyerukan agar rakyat Yunani menolak persetujuan yang diusulkan kreditor internasional dalam referendum yang akan diadakan 5 Juli mendatang.

Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras hari Jumat (26/6) mengumumkan penyelenggaraan referendum mendadak tanggal 5 Juli mengenai pembicaraan dana talangan negara yang kesulitan keuangan itu dengan para kreditor internasional, dan para pejabat pemerintah menyerukan agar rakyat menolak persetujuan yang diusulkan.

Alexis Tsipras mengumumkan referendum itu dalam pidato televisi kepada rakyat Yunani Sabtu pagi, setelah rapat darurat kabinetnya.

“Pemerintah Yunani telah diminta untuk menerima usul yang menempatkan beban baru yang sangat berat pada rakyat Yunani,” kata Tsipras.

“Sekarang ini, kita memegang tanggung-jawab mengenai masa depan negara kita. Dan tanggung jawab ini mewajibkan kita menjawab ultimatum yang didasarkan pada kemauan yang berdaulat rakyat Yunani.”

Langkah tersebut meningkatkan secara radikal pertaruhan dalam konfrontasi Yunani dengan para kreditor dana talangan, yang dituduh Tsipras menuntut pemotongan baru pensiun, kenaikan pajak penjualan, dan reformasi pasar tenaga kerja.

Tsipras mengatakan bahwa Parlemen Yunani akan mengadakan sidang darurat hari Sabtu (27/6) untuk meratifikasi keputusan tersebut.

“Pertanyaan nanti adalah apakah menerima atau menolak usul kreditor untuk mencapai persetujuan baru," kata Tsipras.

Pemerintahannya yang dipimpin oleh kelompok kiri radikal sudah mengatakan mereka menolak usul terbaru dari para wakil Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF).

Hari Sabtu (27/6), para menteri keuangan dari zona euro yang beranggotakan 19 negara akan mengadakan pertemuan di Brussels, Belgia, untuk apa yang telah disebut usaha terakhir untuk mencapai persetujuan yang diterima bersama.

Kalau persetujuan tidak dicapai, Yunani akan segera kehabisan uang, gagal membayar utangnya yang menggunung dan kemungkinan keluar dari zona euro. Bila hal ini terjadi, Yunani juga terpaksa harus memberlakukan mata-uang nasionalnya yang lemah – langkah yang dipandang luas sebagai bencana keuangan dalam negara yang bergantung pada impor untuk memperoleh sebagian besar barang-barang yang penting.

Menteri Pembangunan, Panayiotis Lafazanis mendesak rakyat Yunani setelah rapat kabinet larut malam agar menolak usul kreditor internasional itu.

“Jawaban tegas rakyat Yunani adalah tidak,” katanya kepada para wartawan. “Semua rakyat Yunani akan memberi suara tidak,” tegas Lafazanis.