Perdana menteri Polandia, Senin (23/1) mengatakan bahwa Polandia sedang membangun koalisi dengan negara-negara yang siap mengirimkan tank-tank buatan Jerman untuk Ukraina, meskipun Jerman tidak memberi persetujuan resmi untuk pengiriman tersebut.
Mateusz Morawiecki mengatakan kepada wartawan bahwa Polanda akan meminta izin Jerman, tetapi permintaan izin dari Jerman itu merupakan kepentingan sekunder.
“Kami terus menekan pemerintah di Berlin untuk menyediakan tank Leopardnya,” kata Morawiecki.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan kepada saluran televisi Prancis LCI pada hari Minggu bahwa jika Polandia akan meminta izin untuk mengirimkan tank-tank Leopard 2 buatannya ke Ukraina, “kami tidak akan menghalangi.”
Sebelum komentar Baerbock itu, Jerman bersikap enggan untuk mengirimkan Leopard 2 ke Ukraina atau menyetujui pengiriman tank tersebut oleh negara-negara yang membelinya dari Jerman.
Ukraina telah lama mengupayakan tank-tank berat untuk memerangi pasukan Rusia yang menggunakan tank yang lebih modern daripada yang tersedia dalam arsenal Ukraina.
Andriy Yermak, kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Senin menulis di Telegram bahwa apa yang diperlukan Ukraina bukanlah 10-20 tank, “tetapi beberapa ratus” untuk mencapai sasarannya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov Senin mengatakan bahwa perdebatan di kalangan negara-negara Eropa mengenai apakah akan mengirimkan tank-tank ke Ukraina menunjukkan “kegelisahan yang meningkat” di dalam NATO. Ia juga memperingatkan bahwa negara-negara yang memasok senjata untuk Ukraina “akan memikul tanggung jawab untuk itu.”
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan kepada VOA pekan lalu bahwa pasukan Ukraina akan memulai pelatihan untuk menggunakan tank-tank Leopard 2 di Polandia.
Kanselir Jerman Olaf Scholz hari Minggu tidak mengatakan apakah Jerman akan setuju untuk menyediakan tank-tank tempur untuk Ukraina. Tetapi kantor berita Reuters melaporkan bahwa ia mengatakan keputusan semacam itu akan diambil secara terkoordinasi dengan para sekutu, termasuk AS.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan ia tidak mengesampingkan kemungkinan mengirimkan tank Leclerc ke Ukraina. Namun ia memperingatkan bahwa pengiriman tank itu tidak boleh membahayakan keamanan Prancis atau mengeskalasi perang antara Ukraina dan Rusia.
Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly hari Minggu (22/1) mengatakan dalam wawancara dengan Sky News bahwa ia ingin melihat Ukraina “diperlengkapi dengan hal-hal seperti Leopard 2.”
Michael McCaul, anggota fraksi Republik yang baru diangkat sebagai ketua Komisi Urusan Luar Negeri DPR AS, mengatakan dalam acara televisi ABC “This Week” bahwa AS harus menawarkan tank tempur beratnya, Abrams, untuk Ukraina guna mendorong Jerman agar mengirimkan Leopard 2 juga. “Hanya satu tank Abrams akan cukup untuk mendorong para sekutu, terutama Jerman, untuk membuka inventaris tank mereka sendiri untuk perang melawan Rusia,” katanya.
Senator dari partai Demokrat Chriss Coons juga mengatakan kepada ABC bahwa sekaranglah waktunya untuk mengesampingkan kekhawatiran AS mengenai pengiriman Abrams.
“Saya respek karena para pemimpin militer kita menganggap Abrams sebagai platform yang terlalu canggih, terlalu mahal, untuk dimanfaatkan seperti Leopard, tetapi kita perlu terus bekerja sama dengan sekutu dekat kita dan bergerak maju dalam langkah yang selaras.” [uh/ab]